Salam Pelancong !
ini ane mau kasih rute menuju puncak PANDERMAN .KALIAN SEMUA HARUS COBA TUH GUNUNG INI ! ! lest read bro !!
Sekarang
Panderman dikenal sebagai tempat pendakian serta perkemahan. Medannya
yang tidak terlalu sulit (dibandingkan Semeru) serta jaraknya yang
relatif dekat dengan pemukiman penduduk, tempat ini cocok untuk sekedar
merasakan hawa gunung, refreshing, atau pemanasan untuk persiapan
pendakian ke yang lebih 'serius' lagi
Saya bersama teman-teman kelas akan mendaki gunung atau bukit Panderman pada minggu pagi itu.
dan langsung menuju desa Pesanggrahan Kota Batu,yang merupakan gerbang awal pendakian.Di sini ada sekolah dan masjid, dan diseberang jalan terdapat toilet umum. Sehingga tempat ini strategis untuk tempat peristirahatan, sholat, dan bersih diri sebelum setelah pendakian.
Perjalanan dilanjutkan sekitar jam 05.00 pagi dengan berjalan kaki di jalan setapak. Perjalan pendakian dimulai dari jalan berbatu, yang merupakan jalan setapak penduduk. Sampai disebuah gubuk kayu dengan ketinggian 1330 mdpl. Disitu kita juga menemukan sumber mata air terakhir didepan gubuk. Didekat mata air (diatasnya) terdapat bekas kamar mandi, yang sekarang menjadi shelter peristirahatan.
Setelah gubuk ini, rute perjalanan mulai menanjak. Jalurnya sudak mulai menaiki bukit antara pepohonan. Kita melewati pohon cemara dan berjalan menyisiri tebing. setelah berjalan agak menanjak, saya menemukan simpangan jalan, tapi tenang saja, ada petunjuk jalannya kok. ikuti saja..!!
Setelah
itu anda temukan lapangan datar, yang merupakan puncak satu(LATAR
OMBO),dengan ketinggian 1604 mdpl. Biasanya di sini, digunakan untuk
mendirikan tenda oleh para pendaki. dikarenakan tempatnya datar, nyaman
untuk bersistirahat. disi anda melihat indahnya gunung arjuna dan
welirang. Dipuncak ini kita juga temui 2 gunung yang saling berjajar ,
yakni gunung bokong (kanan kita) dan gunung punuksapi (sebelah kiri)
atau disebut juga gunung kembar
.
Perjalanan berlanjut menuju puncak 2(WATU GEDE). Perjalanan ke puncak 2 mulai menanjak naik diantara pohon-pohon dan ilalang. Ketika kita temukan puncak berbatu, degan ketinggian 1746 mdpl.Setelah itu kita naik lagi kita menemukan batu yang lebih besar.itulah WATU GEDE
Perjalanan berlanjut ke puncak tiga. Kita melewati ilalang lebat, dengan pepohonan yang mulai jarang. Rute ini tak terlalu menanjak,dan Medan selanjutnya yang paling berat dibandingkan lainnya. Jalur menuju puncak ini adalah jalur tanah kering, yang menanjak sekitar 450-an bahkan lebih. Kita harus merangkak dan berpeganngan seadanya, bisa tanah yang labil, ilalang atau akar yang bisa diraih.
Setelah merangkak-rangkak, dilanjutkan dengan rute yang menanjak juga. Tetapi lebih mudah karena banyak cemara di kanan kirinya. Diatas akan kita temui tempat yang lumayan agak datar di pinggir jurang. Dengan pemandangan yang indah, kita bisa melihat gunung arjuno-welirang dan bagian atas gunung bokong serta puncak satu.
Setelah lelah kita hilang, perjalanan dilanjutkan lagi. Tetap dengan menajak diantara pepohonan dan semak-semak kecil. Selain itu juga kita melewati tepi jurang yang curam. Di dinding tepi tebing terdapat bunga yang indah, berwarna putih kecil.
Dipertengahan jalan kita temukan 2 jalur. Jalur kekiri merupakan jalur tanah menajak langsung ke puncak 3, sedangkan jalur kanan merupakan jalur semak belukar (sekitar 2 meter-an) yang lebat. Kita putuskan melewati jalur kanan, walaupun agak jauh karena harus memutar, jalur ini tidak terlalu jauh.
Akhirnya,sampailah kita di puncak 3, puncak tertinggi gunung panderman 2045 mdpl. Dari puncak 3 kita bisa melihat pemandangan kota batu dan gunung arjuno-welirang, walaupun tak terlalu jelas, karena memang pepohonan di puncak lumayan lebat dan kabut yg tebal.. HATI HATI BILA MEMBAWA MAKAN BANYAK KE PUNCAK KARENA DISANA SUDAH DITUNGU MONSTER YANG UNIK ! ( KERA SAKTI ) AHAHAHAHA...
itu mungkin sekilas tentang ikonnya kota batu ,yaaa,bisa jadi list yang pengen kalian lancong kan bro !! okee daaaaaa ....
ini ane mau kasih rute menuju puncak PANDERMAN .KALIAN SEMUA HARUS COBA TUH GUNUNG INI ! ! lest read bro !!
Gunung Panderman 2045 mdpl (Kota Batu-Jawa Timur)
Saya bersama teman-teman kelas akan mendaki gunung atau bukit Panderman pada minggu pagi itu.
dan langsung menuju desa Pesanggrahan Kota Batu,yang merupakan gerbang awal pendakian.Di sini ada sekolah dan masjid, dan diseberang jalan terdapat toilet umum. Sehingga tempat ini strategis untuk tempat peristirahatan, sholat, dan bersih diri sebelum setelah pendakian.
Perjalanan dilanjutkan sekitar jam 05.00 pagi dengan berjalan kaki di jalan setapak. Perjalan pendakian dimulai dari jalan berbatu, yang merupakan jalan setapak penduduk. Sampai disebuah gubuk kayu dengan ketinggian 1330 mdpl. Disitu kita juga menemukan sumber mata air terakhir didepan gubuk. Didekat mata air (diatasnya) terdapat bekas kamar mandi, yang sekarang menjadi shelter peristirahatan.
Setelah gubuk ini, rute perjalanan mulai menanjak. Jalurnya sudak mulai menaiki bukit antara pepohonan. Kita melewati pohon cemara dan berjalan menyisiri tebing. setelah berjalan agak menanjak, saya menemukan simpangan jalan, tapi tenang saja, ada petunjuk jalannya kok. ikuti saja..!!
Latar Ombo
.
Perjalanan berlanjut menuju puncak 2(WATU GEDE). Perjalanan ke puncak 2 mulai menanjak naik diantara pohon-pohon dan ilalang. Ketika kita temukan puncak berbatu, degan ketinggian 1746 mdpl.Setelah itu kita naik lagi kita menemukan batu yang lebih besar.itulah WATU GEDE
Perjalanan berlanjut ke puncak tiga. Kita melewati ilalang lebat, dengan pepohonan yang mulai jarang. Rute ini tak terlalu menanjak,dan Medan selanjutnya yang paling berat dibandingkan lainnya. Jalur menuju puncak ini adalah jalur tanah kering, yang menanjak sekitar 450-an bahkan lebih. Kita harus merangkak dan berpeganngan seadanya, bisa tanah yang labil, ilalang atau akar yang bisa diraih.
Setelah merangkak-rangkak, dilanjutkan dengan rute yang menanjak juga. Tetapi lebih mudah karena banyak cemara di kanan kirinya. Diatas akan kita temui tempat yang lumayan agak datar di pinggir jurang. Dengan pemandangan yang indah, kita bisa melihat gunung arjuno-welirang dan bagian atas gunung bokong serta puncak satu.
Setelah lelah kita hilang, perjalanan dilanjutkan lagi. Tetap dengan menajak diantara pepohonan dan semak-semak kecil. Selain itu juga kita melewati tepi jurang yang curam. Di dinding tepi tebing terdapat bunga yang indah, berwarna putih kecil.
Dipertengahan jalan kita temukan 2 jalur. Jalur kekiri merupakan jalur tanah menajak langsung ke puncak 3, sedangkan jalur kanan merupakan jalur semak belukar (sekitar 2 meter-an) yang lebat. Kita putuskan melewati jalur kanan, walaupun agak jauh karena harus memutar, jalur ini tidak terlalu jauh.
Akhirnya,sampailah kita di puncak 3, puncak tertinggi gunung panderman 2045 mdpl. Dari puncak 3 kita bisa melihat pemandangan kota batu dan gunung arjuno-welirang, walaupun tak terlalu jelas, karena memang pepohonan di puncak lumayan lebat dan kabut yg tebal.. HATI HATI BILA MEMBAWA MAKAN BANYAK KE PUNCAK KARENA DISANA SUDAH DITUNGU MONSTER YANG UNIK ! ( KERA SAKTI ) AHAHAHAHA...
itu mungkin sekilas tentang ikonnya kota batu ,yaaa,bisa jadi list yang pengen kalian lancong kan bro !! okee daaaaaa ....
Gunung Panderman bisa dikatakan adalah ikon alam Kota Batu. Dimanapun
anda berada dalam wilayah Kota Batu, gunung ini akan selalu tampak dan
menjadi latar belakang yang menarik. Puncaknya dapat dilihat jelas dari
bawah, namun meskipun puncaknya terkesan tidak begitu tinggi, untuk
mencapainya diperlukan stamina yang prima karena jalan menuju ke puncak
menanjak cukup tajam dan melelahkan. Jika anda kebetulan sedang berada
di alun-alun Kota Batu, maka gunung dengan tinggi 2045 meter ini akan
menjadi semacam “backdrop” untuk alun-alun Kota Batu yang terkenal
dengan bianglala-nya tersebut.
Untuk mendaki Gunung Panderman ada dua jalur; jalur pertama adalah jalur
umum yang sudah banyak dikenal yaitu melalui Dukuh Toyomerto, Desa
Pesanggrahan. Jalur kedua bisa dikatakan tidak banyak yang mengetahuinya
karena jalur ini bukanlah jalur umum dan tidak terdapat
fasilitas-fasilitas seperti tempat parkir dan air bersih karena memang
tidak dirancang bagi mereka yang akan mendaki Gunung Panderman; namun
sebenarnya jalur ini adalah semacam Jalan Pintas untuk sampai di puncak,
dan bagi para anggota pecinta alam di Kota Batu, jalur ini justru
merupakan jalur favorit mereka. Para anggota pecinta alam Kota Batu
biasa menyebutnya dengan jalur Curah Banteng. Sebuah jalur yang cukup
menantang karena di beberapa tanjakan sudut kemiringannya nyaris
mencapai 90 derajat, dan hanya bisa dilewati dengan cara memanjatnya.
Pemandangan di sepanjang jalur kedua ini tidak kalah indahnya dengan
jalur pertama namun cukup berbahaya. Pendaki akan melewati tepian Curah
Banteng yang sangat curam namun begitu indah. Jika beruntung, pendaki
bisa membawa pulang bunga edelweis yang banyak terdapat di sekitar Curah
Banteng. Untuk melewati jalur ini, dari Kota Batu pendaki harus menuju
ke arah Kusuma Agrowisata Hotel, dan terus naik melalui jalan beraspal
yang cukup menanjak sampai ke titik awal pendakian.
Bagi anda yang memilih jalur pertama atau jalur umum, pertama anda harus
menuju Dukuh Toyomerto, Desa Pesanggrahan sebagai dukuh terakhir
sebelum pendakian. Di sini anda bisa menitipkan kendaraan dan mengurus
perizinan. Setelah itu anda bisa langsung bergerak menuju Pos I yaitu
Pos Pendaftaran dilanjutkan ke Pos tempat sumber air (sekitar 1330 meter
dpl), dimana anda bisa mengisi persediaan air bersih terakhir karena
setelah itu tidak akan dijumpai lagi air bersih. Berikutnya anda harus
berjalan lagi menuju pos yang lebih tinggi lagi yaitu Pos Latar Ombo
(1600 meter dpl) dimana waktu tempuhnya kurang lebih satu jam dari Pos
tempat sumber air.
Pos berikutnya adalah pos yang disebut Pos Watu Gede (1730 mdpl) karena
di tempat ini terdapat banyak sekali batu-batu besar. Hembusan angin di
Pos Watu Gede ini cukup kencang sehingga jarang sekali pendaki yang
berkemah di sini. Dari pos ini perjalanan menuju ke puncak akan melewati
hamparan ilalang dan dilanjutkan dengan tanjakan-tanjakan yang sangat
menguras tenaga, kondisi medan di sini sangat terbuka dan tidak ada
ruginya untuk menikmati.
sejenak pemandangan sekitar yang cukup indah. Dari tempat ini, untuk
mencapai puncak diperlukan waktu sekitar 30 menit atau lebih karena
medan yang menanjak merupakan hambatan yang tidak dapat dianggap enteng.
Sampai di puncak yang disebut Puncak Basundara dengan tinggi 2045 mdpl
ini, seluruh rasa letih akan terhibur saat di depan anda membentang
pemandangan Gunung Arjuno dan Welirang, hamparan Kota Batu dan Malang,
serta jika langit sedang cerah, kita juga bisa melihat gugusan
pengunungan Tengger dan Gunung Semeru.
Alun-alun Kota Batu sekitar tahun 1935 dengan Gunung Panderman
sebagai latar belakangnya. Gunung Panderman ini sangat cocok bagi yang
menyukai Outdoor dan sekaligus untuk melengkapi kunjungan dan wisata
anda di Kota Wisata Batu.
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-panderman.html
Muhammad Chamdun
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-panderman.html
Muhammad Chamdun
Gunung Panderman bisa dikatakan adalah ikon alam Kota Batu. Dimanapun
anda berada dalam wilayah Kota Batu, gunung ini akan selalu tampak dan
menjadi latar belakang yang menarik. Puncaknya dapat dilihat jelas dari
bawah, namun meskipun puncaknya terkesan tidak begitu tinggi, untuk
mencapainya diperlukan stamina yang prima karena jalan menuju ke puncak
menanjak cukup tajam dan melelahkan. Jika anda kebetulan sedang berada
di alun-alun Kota Batu, maka gunung dengan tinggi 2045 meter ini akan
menjadi semacam “backdrop” untuk alun-alun Kota Batu yang terkenal
dengan bianglala-nya tersebut.
Untuk mendaki Gunung Panderman ada dua jalur; jalur pertama adalah jalur
umum yang sudah banyak dikenal yaitu melalui Dukuh Toyomerto, Desa
Pesanggrahan. Jalur kedua bisa dikatakan tidak banyak yang mengetahuinya
karena jalur ini bukanlah jalur umum dan tidak terdapat
fasilitas-fasilitas seperti tempat parkir dan air bersih karena memang
tidak dirancang bagi mereka yang akan mendaki Gunung Panderman; namun
sebenarnya jalur ini adalah semacam Jalan Pintas untuk sampai di puncak,
dan bagi para anggota pecinta alam di Kota Batu, jalur ini justru
merupakan jalur favorit mereka. Para anggota pecinta alam Kota Batu
biasa menyebutnya dengan jalur Curah Banteng. Sebuah jalur yang cukup
menantang karena di beberapa tanjakan sudut kemiringannya nyaris
mencapai 90 derajat, dan hanya bisa dilewati dengan cara memanjatnya.
Pemandangan di sepanjang jalur kedua ini tidak kalah indahnya dengan
jalur pertama namun cukup berbahaya. Pendaki akan melewati tepian Curah
Banteng yang sangat curam namun begitu indah. Jika beruntung, pendaki
bisa membawa pulang bunga edelweis yang banyak terdapat di sekitar Curah
Banteng. Untuk melewati jalur ini, dari Kota Batu pendaki harus menuju
ke arah Kusuma Agrowisata Hotel, dan terus naik melalui jalan beraspal
yang cukup menanjak sampai ke titik awal pendakian.
Bagi anda yang memilih jalur pertama atau jalur umum, pertama anda harus
menuju Dukuh Toyomerto, Desa Pesanggrahan sebagai dukuh terakhir
sebelum pendakian. Di sini anda bisa menitipkan kendaraan dan mengurus
perizinan. Setelah itu anda bisa langsung bergerak menuju Pos I yaitu
Pos Pendaftaran dilanjutkan ke Pos tempat sumber air (sekitar 1330 meter
dpl), dimana anda bisa mengisi persediaan air bersih terakhir karena
setelah itu tidak akan dijumpai lagi air bersih. Berikutnya anda harus
berjalan lagi menuju pos yang lebih tinggi lagi yaitu Pos Latar Ombo
(1600 meter dpl) dimana waktu tempuhnya kurang lebih satu jam dari Pos
tempat sumber air.
Pos berikutnya adalah pos yang disebut Pos Watu Gede (1730 mdpl) karena
di tempat ini terdapat banyak sekali batu-batu besar. Hembusan angin di
Pos Watu Gede ini cukup kencang sehingga jarang sekali pendaki yang
berkemah di sini. Dari pos ini perjalanan menuju ke puncak akan melewati
hamparan ilalang dan dilanjutkan dengan tanjakan-tanjakan yang sangat
menguras tenaga, kondisi medan di sini sangat terbuka dan tidak ada
ruginya untuk menikmati.
sejenak pemandangan sekitar yang cukup indah. Dari tempat ini, untuk
mencapai puncak diperlukan waktu sekitar 30 menit atau lebih karena
medan yang menanjak merupakan hambatan yang tidak dapat dianggap enteng.
Sampai di puncak yang disebut Puncak Basundara dengan tinggi 2045 mdpl
ini, seluruh rasa letih akan terhibur saat di depan anda membentang
pemandangan Gunung Arjuno dan Welirang, hamparan Kota Batu dan Malang,
serta jika langit sedang cerah, kita juga bisa melihat gugusan
pengunungan Tengger dan Gunung Semeru.
Alun-alun Kota Batu sekitar tahun 1935 dengan Gunung Panderman
sebagai latar belakangnya. Gunung Panderman ini sangat cocok bagi yang
menyukai Outdoor dan sekaligus untuk melengkapi kunjungan dan wisata
anda di Kota Wisata Batu.
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-panderman.html
Muhammad Chamdun
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-panderman.html
Muhammad Chamdun
Gunung Arjuna dengan ketinggian 3.339 mdpl, sejak jaman Majapahit sudah
dijadikan tempat pemujaan. Seperti halnya gunung penanggungan yang
terletak tidak begitu jauh dari gunung arjuna ini, keduanya banyak
memiliki peninggalan sejarah berupa bangunan pemujaan. Dilereng-lereng
gunung Arjuna yang berketinggian 3.339 mdpl tersebut banyak terdapat
arca maupun candi peninggalan kerajaan Majapahit. Situs-situs kuno dan
bersejarah ini banyak berserakan mulai dari kaki gunung sampai di puncak
gunung arjuna
Situs-situs Candi dan patung pemujaan peninggalan Jaman Majapahit itu
hanya dapat dijumpai di jalur pendakian Purwosari, yakni tepatnya dari
desa Tambak watu kec. purwodadi, kab. pasuruan. Suasana angker dan penuh
magis masih menaunginya, karena situs-situs tersebut masih sering
didatangi para pejiarah untuk bermeditasi dan berdoa, terutama para
penganut kejawen, sehingga situs-situs kekunaan di gunung Arjuna ini
terawat dan terjaga dengan baik.
Terdapat beberapa gunung di sekitar Gunung Welirang-Arjuna diantaranya :
Gn. Arjuna (3339 mdpl), Gn. Welirang (3156 mdpl), Gn. Kembar I (3051
mdpl), Gn. Kembar II (3126 mdpl), Gn. Ringgit (2477 mdpl). Gn. Arjuna-
Welirang dapat didaki dan berbagai arah; arah Utara (Tretes), dan arah
Timur (Lawang) dan dari arah Barat (Batu-Selecta).
Ada empat jalur yang bias ditempuh menuju puncak gunung Arjuno dan
gunung Welirang yakni sebagai berikut:
1. Jalur Tretes
2. Jalur Lawang
3. Jalur Purwosari
4. Jalur Batu
Peta Jalur Pendakian Gunung Arjuno dan Gunung Welirang
Mekanisme Pendakian Empat Jalur Gunung Arjuno dan Gunung Welirang
JALUR TRETES
Tretes merupakan tempat Wisata dan Hutan Wisata serta terdapat air
terjun yang indah yaitu Air terjun Kakek Bodo. Di Tretes banyak tersedia
hotel maupun Losmen, hawanya sejuk dan merupakan tempat peristirahatan
yang nyaman. Dan Pos PHPA Tretes kita dapat langsung rnendaki Gunung
Welirang dan juga Gunung Arjuno.
Setelah berjalan antara 4 – 5 jam ke arah barat daya dari Tretes kita
dapat berhenti dan bermalam di pondok tempat orang mencari bijih
belerang, disini terdapat air yang cukup melimpah untuk memasak atau
mandi, Hampir setiap hari sekitar 20 — 30 orang buruh mencari dan
membawa batu belerang ke Tretes.
Keesokan paginya pendakian dapat dilanjutkan ke puncak Welirang atau
berbelok kita langsung kearah Gunung Arjuno. Perjalanan dari pondok
sampai ke puncak Gunung Welirang, akan melewati hutan Cemara yang
jalannya berbatu. Setelah berjalan 3 jam kita akan sampai di puncak
Gunung Welirang. Di bawah puncak Welirang ada sebuah kawah yang
menyemburkan gas belerang. Perjalanan dari Tretes sampai ke puncak
Welirang memakan waktu 7 – 8 jam.
Bila kita akan melanjutkan penjalanan menuju Gunung Arjuno maka setelah
sesampai di puncak Gunung Welirang kita berjalan turun ± 10 menit
tepatnya ke arah selatan. Hutan yang dilalui adalah hutan cemara dengan
melewati sebuah jurang dan pinggiran Gunung Kembar Idan Gunung Kembar
II. Setelah berjalan 6 – 7 jam kita akan sampai di puncak Arjuno.
Tetapi sebelumnya kita akan melewati tempat yang dinamakan ;Pasar Dieng ;
ketinggiannya hampir sama dengan puncak Gunung Arjuno dan terdapat batu
yang sebagian tersusun rapi seperti pagar dan tanahnya rata agak luas.
Dari sini untuk ke Puncak Gunung Arjuno hanya memakan waktu ± 10 menit.
Untuk mencapai Gunung Arjuno dan Gunung Welirang dibutuhkan waktu 5
sampai 6 jam. Puncak Gunung Arjuno anginnya sangat kencang dan suhunya
antara 5 - 10 derajat celcius. Disini kita dapat menikmati suatu
Panorama yang sangat indah terutama bila malam hari, kita dapat melihat
ke bawah, kota - kota seperti Surabaya, Malang, Batu, Pasuruan. serta
laut utara dengan kerlipan lampu - lampu kapal. Puncak G. Arjuno disebut
juga dengan Puncak Ogal - Agil atau Puncak Ringgit. Disekitar puncak
bisa mendirikan tenda untuk bermalam.
Rute turun dapat ke kota Lawang atau ke arah timur dengan melewati Hutan
Cemara, Hutan tropis dan perdu. setelah itu kita akan melewati
Perkebunan Teh Wonosari bagian utara. Turun ke arah Lawang lebih dekat
dan menyingkat waktu daripada kembali ke arah Gunung Welirang / Tretes.
Perjalanan turun ke arah Lawang kurang lebih 6 jam.
JALUR LAWANG
Mendaki Gunung Arjuno dari kota Lawang merupakan awal pendakian yang
praktis karena kota Lawang mudah sekali kita tempuh baik dan arah
Surabaya maupun Malang, selain itu Puncak Gunung Arjuno dapat langsung
kita tuju dan arah ini. Bila kita menginginkan mendaki dari kota Lawang,
dari arah Surabaya kita naik bus jurusan Malang dan turun di Lawang (
kira - kira 76 Km ) dan bila dari Malang, dari Terminal Arjosari kita
naik bus menuju Lawang dengan jarak 18 Km. Dan Lawang kita naik
kendaraan umum ( angkutan desa ) menuju desa Wonorejo sejauh 13 km.
Pendakian ke puncak dimulai dari desa ini menuju ke Perkebunan Teh desa
Wonosari sejauh 3 km. Di sini kita melapor pada petugas PHPA dan juga
meminta ijin pendakian, persediaan air kita persiapkan juga di desa
terakhir ini. Dari desa Wonosari terus berjalan dan melewati kebun teh
Wonosari serta terus naik selama 3 – 4 jam perjalanan kita akan sampai
di Oro -Oro Ombo yang merupakan tempat berkemah.
Dari Oro - oro Ombo menuju ke puncak dibutuhkan waktu 6 - 7 jam
perjalanan dengan melewati hutan lebat yang disebut hutan Lali Jiwo
untuk menuju puncak terakhir ini. Setelah kita melewati Hutan Lali Jiwo
kita akan melalui padang rumput yang jalannva menanjak ( curam ) sekali.
Mendekati puncak, kita akan berjalan melewati batu - batu yang sangat
banyak dan menjumpai tanaman yang sangat indah setelah itu kita akan
mencapai puncak Gunung Arjuno.
Rute pendakian lainnya yaitu dari kota Batu lewat Selecta yang terletak
di sebelah Barat Gunung Welirang. Kota Batu merupakan tempat wisata yang
memiliki sumber air hangat dari kaki Gunung Welirang dan keadaannva
tidak berbeda jauh dengan Tretes. Dari arah Kediri atauMalang untuk
menuju Batu kita dapat naik bus / Colt, selanjutnya perjalanan dari Batu
menuju Selecta menggunakan Colt ( angkutan pedesaan ). Selecta salah
satu tempat wisata yang ada di kota Batu dengan ketinggian 1.200 m dari
permukaan laut. Setelah tiba di Selecta kita dapat bermalam haik di
Hotel maupun Losmen. Besok paginya dengan colt, kita menuju desa
Kebonsari.
Di desa ini kita harus menyiapkan air secukupnya untuk perjalanan ke
puncak dan kembalinya. Kita memulai pendakian dengan melewati ladang
sayur - sayuran dan jalan setapak menuju ke arah timur laut dan terus
naik melewati hutan tropika, dalam perjalanan ini samar - samar akan
terlihat puncak Arjuno. Mendaki selama 5 – 6 jam akan mengantarkan kita
pada punggungan gunung yang menghubungkan Puncak Gunung Welirang dan
Gunung Arjuno, tepatnya sebelah tenggara Gunung Kembar I. Kita masih
harus menempuh perjalanan 1 – 2 jam lagi untuk menuju puncak Gunung
Welirang ke arah kiri atau Gunung Arjuno ke arah kanan selama 4 – 5 jam.
JALUR PURWOSARI
Transport Surabaya – Pasar Purwosari dengan bus jarak tempuh 2 jam Pasar
Purwosari Desa Tambak Watu Angkot desa warna kuning Rp.3.000,- jarak
tempuh 1 jam atau naik ojek dengan ongkos Rp.7.000,-Perijinan Ijin bisa
diurus Di desa Tambak Watu dengan membayar Rp.2.000,- per orang di Pos.
Pendaftaran yang juga merangkap sebagai warung Dusun Tambak Watu.
Pendaki bisa beristirahat transit di rumah Ibu Puji di desa Tambak Watu
ini. Dari desa Tambak Watu inilah awal pendakian menapaki jalan setapak
menuju puncak Arjuno. Awal pendakian akan melewati hutan pinus yang
tertata rapi, sementara di sela - sela pohon pinus tersebut banyak
ditanami pohon kopi dan pohon pisang. Suasana tenang, adem, ayem dan
wingit mulai terasa begitu memasuki kawasan ini. Jalan Pendakian berupa
macadam sampai menemui bak air / tendon air.
Desa Tambak Watu – Gua Antaboga : +/- 1jam Gua yang bernama Gua
Antaboga. Goa ini berada di bawah tebing batu menghadap utara,dengan
kedalaman 1,5 m, lebar 1 m, serta mempunyai ketinggian 1,25 m. Di depan
gua terbapat sebuah pondokan yang bisa digunakan para peziarah untuk
melepas penat setelah satu setengah jam berjalan menuju goa ini.
Terdapat air dan bisa didapat dari pipa yang berada sebelah kiri arah
Puncak Arjuno dijalur pendakian.
Gua Antaboga – Petilasan Eyang Abiyasa: +/- 1jam 30 menit Petilasan
Eyang Abiyasa Jalan setapak disekitar situs ini ditata rapi dengan semen
dan dikiri kanan jalan dibentuk taman - taman yang sangat rapi dan
bersih. Terdapat kolam Dewi Kunti konon jika airnya diminum dapat
memberikan keluhuran jiwa serta selalu ingat Hyang Kuasa.
Di sini juga terdapat beberapa pondokan yang dibangun untuk pejiarah.
Sekitar 50 meter agak ke bawah dari kedua petilasan ini terdapat situs
Eyang Sekutrem. Petilasan ini dinaungi oleh pohon - pohon besar sehingga
dari kejauhan sudah nampak kesan wingit dan angker.
Petilasan Eyang sekutrem juga berupa kamar yang tertutup tembok. Lebar
bangunan tersebut sekitar 2,5m x 2m. Di dalamnya ada sebuah arca yang
terbuat dari batu andezit dengan tinggi sekitar 70 cm. Di petilasan ini
selalu dinyalakan hio dan dupa yang menyebarkan bau harum.
Eyang Abiyasa – Situs Eyang Sakri: +/- 10 menit Situs Eyang Sakri
Petilasan ini berupa cungkup tertutup menghadap ke barat, terbuat dari
kayu. Di dalamnya terdapat semacam makam batu yang membujur ke utara
selatan. Di sampingnya berdiri sebuah pondok yang terbuat dari ilalang
kering yang dapat digunakan untuk beristirahat maupun bermalam. Terdapat
air dan bisa didapat dari pipa yang berada sebelah kiri arah Puncak
Arjuno dijalur pendakian.
Situs Eyang Saktri – Situs Eyang Semar: +/- 1jam 15menit Situs Eyang
Semar ini terkenal paling angker, hindari menginap dilokasi ini,
meskipun di sekitar situs ini terdapat tiga buah pondok dan sebuah aula
yang dibangun oleh para pejiarah.
Situs Eyang Semar-Wahyu Makutarama: +/- 30 menit Wahyu Makutarama
Petilasan ini berupa bangunan andesit yang berukuran 7 x 7 m dengan
tinggi sekitar 3 meter. Di bangunan batu ini terdapat dua buah Mahkota
raja yang berdampingan. Ini merupakan sebuah simbol kebesaran dari
seorang raja jaman duhulu. Sumber Air dari bak / tandon air.
Wahyu Makutarama – Puncak Sepilar +/- 20 menit Puncak Sepilar Bila dari
Sepilar, menuju arah kanan menyusuri satu bukit, sampailah di Candi
Wesi. Di sini bisa dilihat tiga arca Pandawa, dahulunya terdapat lima
buah patung namun patung Nakula dan Sadewa telah hilang dicuri. Di
sebelah kiri bangunan Candi Sepilar bisa dilihat sebuah kuburan, yang
menurut cerita merupakan merupakan tempat muksanya Eyang Semar.
Di sebelah kanan situs ini di bangun sebuah pondokan oleh para pejiarah
untuk menginap. Sekitar 100 meter ke arah kanan terdapat sumber mata air
yang disebut sendang drajad.
Puncak Sepilar – Candi Manunggale Suci +/- 3 jam Candi Manunggale Suci
Candi ini hanyalah sebuah batu yang ditata seperti pondasi yang di
atasnya terletak sebuah marmer yang bertuliskan huruf jawa dan di
bawahnya lagi tertulis Sura Dira Jaya Diningrat Lebur Dining Pangastuti (
Kejahatan pasti kalah oleh kebaikan ). Dan di bawah tulisan ini
tersebutlah namaMaha Resi Agung Prawira Harjana. Orang ini adalah
pengikut setia Bung Karno.
Candi Manunggale Suci – Puncak Arjuno +/- 5 jam Puncak Gn.Arjuno.
Disekitar puncak gunung Arjuno banyak terdapat batu - batu besar yang
berserakan, di sebelah utara puncak berupa jurang terjal berbatu-batu
yang sangat indah. Sangat disayangkan batu - batu besar di puncak gunung
Arjuno ini telah dicemari oleh coretan - coretan tangan - tangan mereka
yang mengaku “Pecinta Alam”.
Ke arah barat tampak di depan kita gunung Welirang yang selalu
mengeluarkan asap, disamping gunung Welirang ke arah Barat Laut tampak
gunung penanggungan yang runcing sempurna, dengan puncak yang menyerupai
gunung semeru. Kearah timur kita dapat menyaksikan puncak gunung semeru
yang sangat menawan.
Di sebelah selatan kita berdiri gunung Kawi dan gunung Anjasmoro. Di
puncak gunung Arjuno terdapat sebuah batu yang berbentuk singasana (
kursi ) yang sering dikunjungi para pejiarah untuk membakar hio dan
dupa. Pada batu ini terdapat gambar cakra dan tulisan jawa yang berarti
Maha Kuasa, disinilah tempat bertahta penguasa Alam Gaib gunung Arjuno,
Jangan coba - coba untuk duduk atau menginjak batu ini, agar terhindar
dari celaka.
JALUR BATU
Jalur pendakian dari arah batu, yang terletak di sebelah barat Gunung
Welirang juga merupakan jalur yang menarik dan menyenangkan. Kota Batu,
keadannya tidak berbeda jauh dengan jalur tretes, batu merupakan kota
wisata memiliki panorama yang menarik. Batu disebut juga Kota Apel, dan
mendapatkan julukan Swissnya Jawa, terletak dilembah Gunung Panderman
dan lereng Gunung Arjuno. Memiliki kawasan wisata dengan sumber air
hangat di Songgoriti.
Untuk menuju Batu dari arah Kediri atau Malang kita dapat naik Bus atau
kolt, selanjutnya dilanjutkan dengan minibus dari Batu menuju Desa
Sumber Brantas lewar Selecta. Kita bias berhenti di Selecta, yang juga
merupakan kawasan wisata yang ternama, terletak pada ketinggian 1.200
mdpl, udara yang sejuk dan tersediasarana wisata yang menyenangkan,
kolam renang dan taman bunga, juga pasar buah dan sayur yang segar. Di
Selecta banyak tersedia hotel maupun losmen dimana kita sapat bermalam.
Di Desa Sumber Brantas (1.600 mdpl) terdapat mata air yang merupakan
sumber dari Sungai Brantas yang mengalir ratusan kilometer, yang
merupakan daerah lahan perhutani di Jawa Timur. Mata air ini kita harus
menyiapkan air secukupnya untuk perjalanan kepuncak. Dari Sumber Brantas
mengikuti jalan aspal kearah Pacet-Mojokerto sejauh 8 Km, dan kita akan
sampai di Cagar Alam yang merupakan kawasan Taman Hutan Rakyat Suryo
yang sedang dikembangkan fasilitasnya, untuk menikmati mandi air panas
alami dari kaki Gunung Welirang.
Di Desa Sumber Brantas kendaraan umum bias menurunkan kita di pos KSDA
tetapi kita bias minta turun dengan perjanjian di ujung desa. Sebelum
pendakian kita harus mendaftar kepada Petugas KSDA. Dari ujung desa kita
memulai pendakian selama dua jam denngan melewati jalan berbatu yang
menanjak dan lading sayur kea rah timur laut, sampai ke tepi Hutan Lali
Jiwo sebelah barat. Dalam perjalanan ini samar-samar akan terlihat
puncak arjuno. Untuk menyingkat waktu perjalanan kita bias juga menyewa
sebuah Jeep di desa Sumber brantas ini untuk mengantarkan kita sampai
akhir kebun sayur di tepi hutan.
Setelah pendakian selama empat jam melintasi hutan tropis yang lebat,
kita akan sampai di punggungan gunung yang menghubungkan puncak gunung
welirang dan gunung arjuno, tepatnya sebelah tenggara gunung kembar I.
disini terdapat persimpangan kearah kiri untuk menuju gunung welirang
perjalanan selama 2-3 jam dan kearah kanan menuju gunung arjuno
perjalanan selama 4-5 jam. Perjalanan mendekati puncak Gunung welirang
di lereng sebelah barat, kita akan dimanjakan dengan padang edelweiss,
di sepanjang perjalanan kita akan sering menjumpai Rusa, Kijang, Tupai,
Lutung.
- See more at:
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-arjuno-dan.html#sthash.O9j5F64O.dpuf
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-arjuno-dan.html
Muhammad Chamdun
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-arjuno-dan.html
Muhammad Chamdun
Gunung semeru merupakan
gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan puncak tertingginya Mahameru
(3.676 mdpl). Salah satu rute yang sangat diminati pendaki. Biasanya
pendaki akan betah digunung ini karena pemandangannya yang indah.
Terutama disekitar ranu kumbolo.
Desa terakhir yang harus kita lewati untuk menuju puncak Mahameru adalah
desa Ranu Pane. Untuk menuju Ranupane bisa dari kota malang atau
lumajang. Dari terminal kota malang naik angkutan umum menuju desa
Tumpang. Dilanjutkan dengan Jip atau Truk Sayuran yang banyak terdapat
di belakang pasar terminal Tumpang. Di Ranu Pane terdapat Pos
pemeriksaan, warung dan pondok penginapan. Pendaki juga dapat bermalam
di Pos penjagaan. Di Pos Ranu Pani juga terdapat dua buah danau yakni
danau (ranu) pani (1 ha) dan ranu regulo (0,75 ha). Terletak pada
ketinggian 2.200 mdpl.
Ada dua jalur yang bisa ditempuh dari Desa Ranu Pane menuju Mahameru.
Tetapi kedua jalur tersebut akan bertemu di Ranu Kumbolo.
Jalur Pendakian Gunung Semeru via Watu Rejeng.
Jalur Pendakian Gunung Semeru via Gunung Ayek-Ayek.
Peta Dua Jalur Pendakian Gunung semeru
Jalur Pendakian Watu Rejeng
Ranu Pane - Watu Rejeng - Ranu Kumbolo
Biasanya bagi pendaki yang baru pertama kali ke gunung Semeru akan sulit
menemukan jalur pendakian, kadang malah hanya berputar disekitar desa
Ranu Pane. Sebaiknya setelah menemukan gapura selamat datang, perhatikan
terus ke kiri ke arah bukit, jangan mengikuti jalanan yang lebar ke
arah kebun penduduk.
Jalur awal yang kita lalui cukup landai, menyusuri lereng bukit yang
didominasi tumbuhan alang-alang.Tidak ada tanda penunjuk arah jalan,
tetapi terdapat tanda ukuran jarak pada setiap 100m, kita ikuti saja
tanda ini. Kadang terdapat pohon tumbang, dan ranting-ranting diatas
kepala, sehingga kita harus sering merundukkan kepala, tas keril yang
tinggi sangat tidak nyaman.
Setelah berjalan sekitar 5 Km menyusuri lereng bukit yang banyak
ditumbuhi Edelweis, kita akan sampai di Watu Rejeng. Kita akan melihat
batu terjal yang sangat indah. Kita saksikan pemandangan yang sangat
indah ke arah lembah dan bukit-bukit yang ditumbuhi hutan cemara dan
pinus. Kadang kala kita dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak
semeru. Dari sini kita bisa menuju pos pendakian di Ranu Kumbolo yang
masih harus kita tempuh dengan jarak sekitar 4,5 Km.
Selain jalur yang biasa dilewati para pendaki melewati Watu Rejeng, juga
ada jalur pintas yang biasa dipakai para pendaki lokal, jalur ini
sangat curam dengan melintasi Gunung Ayek-ayek.
Setibanya di Ranu Kumbolo sebaiknya kita mendirikan tenda karena disini
terdapat danau yang memiliki air bersih, dan juga pemandangan disini
sangat indah. Biasanya pendaki akan betah berada disini, ditambah
pemandangan matahari terbit disela-sela bukit. Banyak terdapat ikan,
kadang burung belibis liar. Ranu Kumbolo berada pada ketinggian 2.400 m
dengan luas 14 ha.
Ranu Kumbolo - Oro Oro Ombo - Cemoro Kandang
Dari Ranu Kumbolo sebaiknya menyiapkan air sebanyak mungkin.
Meninggalkan Ranu Kumbolo kita mendaki bukit terjal, dengan pemandangan
yang sangat indah dibelakang ke arah danau. Di depan bukit kita
terbentang padang rumput yang luas yang dinamakan oro-oro ombo.
Oro-oro ombo dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat
indah, padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus
seperti di Eropa. Dari balik Gn. Kepolo tampak puncak Gn. Semeru
menyemburkan asap wedus gembel. Selanjutnya kita memasuki hutan Cemara
dimana kadang-kadang kita jumpai burung dan kijang. Banyak terdapat
pohon tumbang sehingga kita harus melangkahi atau menaikinya. Daerah ini
dinamakan Cemoro Kandang.
Cemoro Kandang - Pos Kalimati
Dari Cemoro Kandang kita akan menuju Pos Kalimati yang berada pada
ketinggian 2.700 m, disini kita dapat mendirikan tenda untuk
beristirahat dan mempersiapkan fisik. Kemudian meneruskan pendakian pada
pagi-pagi sekali pukul 24.00. Pos ini berupa padang rumput luas di tepi
hutan cemara, sehingga banyak tersedia ranting untuk membuat api
unggun. Terdapat mata air Sumber Mani, ke arah barat (kanan) menelusuri
pinggiran hutan Kalimati dengan menempuh jarak 1 jam pulang pergi.
Di Kalimati banyak terdapat tikus gunung bila kita mendirikan tenda dan
ingin tidur sebaiknya menyimpan makanan dalam satu tempat yang aman.
Pos Kalimati - Arcopodo
Untuk menuju Arcopodo kita berbelok ke kiri (Timur) berjalan sekitar 500
meter, kemudian berbelok ke kanan (Selatan) sedikit menuruni padang
rumput Kalimati. Arcopodo berjarak 1 jam dari Kalimati melewati hutan
cemara yang sangat curam, dengan tanah yang mudah longsor dan berdebu.
Dapat juga kita berkemah di Arcopodo, tetapi kondisi tanahnya kurang
stabil dan sering longsor. Sebaiknya menggunakan kacamata dan penutup
hidung karena banyak abu beterbangan. Arcopodo berada pada ketinggian
2.900m. Arcopodo adalah wilayah vegetasi terakhir di Gunung Semeru,
selebihnya kita akan melewati bukit pasir.
Arcopodo - Puncak Mahameru
Dari Arcopodo menuju puncak Semeru diperlukan waktu 3-4 jam (santai),
melewati bukit pasir yang sangat curam dan mudah merosot. Semua barang
bawaan sebaiknya kita tinggal di Arcopodo atau di Kalimati. Pendakian
menuju puncak dilakukan pagi-pagi sekali sekitar pukul 02.00 pagi dari
Arcopodo. Badan dalam kondisi segar, dan efektif dalam menggunakan air.
Perjalanan pada siang hari medan yang dilalui terasa makin berat selain
terasa panas juga pasir akan gembur bila terkena panas.
Siang hari angin cendurung ke arah utara menuju puncak membawa gas
beracun dari Kawah Jonggring Saloka. Di puncak Gunung Mahameru (Semeru)
pendaki disarankan untuk tidak menuju kawah Jonggring Saloko, juga
dilarang mendaki dari sisi sebelah selatan, karena adanya gas beracun
dan aliran lahar. Suhu dipuncak Mahameru berkisar 4 - 10 derajad
Celcius, pada puncak musim kemarau minus 0 derajat Celcius, dan dijumpai
kristal-kristal es. Cuaca sering berkabut terutama pada siang, sore dan
malam hari.
Jalur Pendakian Ayek-Ayek
Puncak Mahameru bisa juga ditempuh melalui jalur pintas yaitu Jalur
Gunung Ayek Ayek. Jalur ini biasanya dipakai oleh pendaki lokal, kondisi
jalur sangat curam dan cukup berbahaya. Untuk menemukan jalur ini dari
desa Ranu Pane perjalanan bisa dimulai dengan melintasi kebun sayuran
penduduk yang berupa tanaman bawang dan kol (kubis). Melintasi kawasan
kebun sayuran di siang hari terasa panas dan berdebu sehingga akan lebih
baik jika pendaki mengenakan kacamata dan masker penutup hidung.
Jalur agak landai dan sedikit berdebu melintasi kawasan hutan yang
didominasi oleh tanaman penghijauan berupa akasi dan cemara gunung.
Jalur selanjutnya mulai menanjak curam menyusuri salah satu punggungan
gunung Ayek-ayek. Di sepanjang jalur ini kadangkala dapat ditemukan
jejak-jejak kaki dan kotoran binatang. Burung dan aneka satwa seringkali
terlihat berada disekitar jalur ini.
Mendekati puncak gunung Ayek-Ayek pohon cemara tumbuh agak berjauhan
sehingga pendaki dapat melihat ke bawah ke arah desa ranu pane. Desa
Ngadas juga nampak sangat jelas. Pendaki dapat beristirahat di celah
gunung untuk berlindung dari hembusan angin. Di tempat ini pendaki juga
bisa melihat dinding gunung tengger yang mengelilingi gunung Bromo,
kadang kala terlihat kepulan asap yang berasal dari gunung Bromo.
Setelah melintasi celah gunung yang agak licin dan berbatu pendaki harus
menyusuri sisi gunung Ayek-ayek agak melingkar ke arah kanan. Di
samping kiri adalah jurang terbuka yang menghadap ke bukit-bukit yang
ditumbuhi rumput, bila pendakian dilakukan di siang akan terasa sangat
panas. Di kejauhan kita dapat menyaksikan puncak mahameru yang
bersembunyi di balik gunung Kepolo, sekali-kali nampak gunung Semeru
menyemburkan asap wedus gembel. Jalur mulai menurun tetapi perlu tetap
waspada karena rawan longsor.
Tumbuhan yang ada berupa rumput dan cemara yag diselingin Edelweis.
Masih dalam posisi menyusuri tebing terjal sekitar 30 menit kita akan
tiba di tempat yang agak datar, celah yang cukup luas pertemuan dua
gunung. Di sini pendaki dapat beristirahat sejenak melepaskan lelah.
Beberapa tanaman Edelweis tumbuh cukup tinggi sehingga dapat digunakan
untuk berteduh dari sengatan matahari.Setelah puas beristirahat
perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri tebing terjal yang agak
melingkar ke arah kiri.
Tumbuhan yang ada berupa rumput yang agak rapat dan tebal, beberapa
pohon cemara tumbuh agak berjauhan di sepanjang jalur. Di sepanjang
jalur ini pendaki tidak bisa saling mendahului sehingga harus berjalan
satu persatu. Sekitar 30 menit menyusuri tepian tebing terjal akan
tampak di depan kita bukit dan padang rumput yang sangat luas.
Sampailah kita di padang rumput yang sangat luas yang disebut Pangonan
Cilik.Pemandangan di pagi hari dan sore hari di tempat ini sangat indah
luar biasa, kita tidak akan bosan memandangi bukit-bukit yang ditumbuhi
rumput. Padang rumput ini dikelilingin tebing-tebing yang ditumbuhi
pohon cemara dan edelweis. Sekitar 45 menit melintasi padang rumput
selanjutnya berbelok ke arah kiri maka sampailah kita di sebuah danau
yang sangat luas yang disebut danau Ranu Kumbolo.
Angin bertiup kencang, pada bulan Desember - Januari sering ada badai.
Terjadi letusan Wedus Gembel setiap 15-30 menit pada puncak gunung
Semeru yang masih aktif. Pada bulan Nopember 1997 Gn.Semeru meletus
sebanyak 2990 kali. Siang hari arah angin menuju puncak, untuk itu
hindari datang siang hari di puncak, karena gas beracun dan letusan
mengarah ke puncak.
Letusan berupa asap putih, kelabu sampai hitam dengan tinggi letusan
300-800 meter. Materi yang keluar pada setiap letusan berupa abu, pasir,
kerikil, bahkan batu-batu panas menyala yang sangat berbahaya apabila
pendaki terlalu dekat. Pada awal tahun 1994 lahar panas mengaliri lereng
selatan Gn.Semeru dan meminta beberapa korban jiwa, pemandangan sungai
panas yang berkelok- kelok menuju ke laut ini menjadi tontonan yang
sangat menarik.
Pendakian sebaiknya dilakukan pada musim kemarau yaitu bulan Juni,
Juli, Agustus, dan September. Sebaiknya tidak mendaki pada musim hujan
karena sering terjadi badai dan tanah longsor
- See more at:
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html#sthash.NgnmZzB8.dpuf
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun
Gunung semeru merupakan
gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan puncak tertingginya Mahameru
(3.676 mdpl). Salah satu rute yang sangat diminati pendaki. Biasanya
pendaki akan betah digunung ini karena pemandangannya yang indah.
Terutama disekitar ranu kumbolo.
Desa terakhir yang harus kita lewati untuk menuju puncak Mahameru adalah
desa Ranu Pane. Untuk menuju Ranupane bisa dari kota malang atau
lumajang. Dari terminal kota malang naik angkutan umum menuju desa
Tumpang. Dilanjutkan dengan Jip atau Truk Sayuran yang banyak terdapat
di belakang pasar terminal Tumpang. Di Ranu Pane terdapat Pos
pemeriksaan, warung dan pondok penginapan. Pendaki juga dapat bermalam
di Pos penjagaan. Di Pos Ranu Pani juga terdapat dua buah danau yakni
danau (ranu) pani (1 ha) dan ranu regulo (0,75 ha). Terletak pada
ketinggian 2.200 mdpl.
Ada dua jalur yang bisa ditempuh dari Desa Ranu Pane menuju Mahameru.
Tetapi kedua jalur tersebut akan bertemu di Ranu Kumbolo.
Jalur Pendakian Gunung Semeru via Watu Rejeng.
Jalur Pendakian Gunung Semeru via Gunung Ayek-Ayek.
Peta Dua Jalur Pendakian Gunung semeru
Jalur Pendakian Watu Rejeng
Ranu Pane - Watu Rejeng - Ranu Kumbolo
Biasanya bagi pendaki yang baru pertama kali ke gunung Semeru akan sulit
menemukan jalur pendakian, kadang malah hanya berputar disekitar desa
Ranu Pane. Sebaiknya setelah menemukan gapura selamat datang, perhatikan
terus ke kiri ke arah bukit, jangan mengikuti jalanan yang lebar ke
arah kebun penduduk.
Jalur awal yang kita lalui cukup landai, menyusuri lereng bukit yang
didominasi tumbuhan alang-alang.Tidak ada tanda penunjuk arah jalan,
tetapi terdapat tanda ukuran jarak pada setiap 100m, kita ikuti saja
tanda ini. Kadang terdapat pohon tumbang, dan ranting-ranting diatas
kepala, sehingga kita harus sering merundukkan kepala, tas keril yang
tinggi sangat tidak nyaman.
Setelah berjalan sekitar 5 Km menyusuri lereng bukit yang banyak
ditumbuhi Edelweis, kita akan sampai di Watu Rejeng. Kita akan melihat
batu terjal yang sangat indah. Kita saksikan pemandangan yang sangat
indah ke arah lembah dan bukit-bukit yang ditumbuhi hutan cemara dan
pinus. Kadang kala kita dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak
semeru. Dari sini kita bisa menuju pos pendakian di Ranu Kumbolo yang
masih harus kita tempuh dengan jarak sekitar 4,5 Km.
Selain jalur yang biasa dilewati para pendaki melewati Watu Rejeng, juga
ada jalur pintas yang biasa dipakai para pendaki lokal, jalur ini
sangat curam dengan melintasi Gunung Ayek-ayek.
Setibanya di Ranu Kumbolo sebaiknya kita mendirikan tenda karena disini
terdapat danau yang memiliki air bersih, dan juga pemandangan disini
sangat indah. Biasanya pendaki akan betah berada disini, ditambah
pemandangan matahari terbit disela-sela bukit. Banyak terdapat ikan,
kadang burung belibis liar. Ranu Kumbolo berada pada ketinggian 2.400 m
dengan luas 14 ha.
Ranu Kumbolo - Oro Oro Ombo - Cemoro Kandang
Dari Ranu Kumbolo sebaiknya menyiapkan air sebanyak mungkin.
Meninggalkan Ranu Kumbolo kita mendaki bukit terjal, dengan pemandangan
yang sangat indah dibelakang ke arah danau. Di depan bukit kita
terbentang padang rumput yang luas yang dinamakan oro-oro ombo.
Oro-oro ombo dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat
indah, padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus
seperti di Eropa. Dari balik Gn. Kepolo tampak puncak Gn. Semeru
menyemburkan asap wedus gembel. Selanjutnya kita memasuki hutan Cemara
dimana kadang-kadang kita jumpai burung dan kijang. Banyak terdapat
pohon tumbang sehingga kita harus melangkahi atau menaikinya. Daerah ini
dinamakan Cemoro Kandang.
Cemoro Kandang - Pos Kalimati
Dari Cemoro Kandang kita akan menuju Pos Kalimati yang berada pada
ketinggian 2.700 m, disini kita dapat mendirikan tenda untuk
beristirahat dan mempersiapkan fisik. Kemudian meneruskan pendakian pada
pagi-pagi sekali pukul 24.00. Pos ini berupa padang rumput luas di tepi
hutan cemara, sehingga banyak tersedia ranting untuk membuat api
unggun. Terdapat mata air Sumber Mani, ke arah barat (kanan) menelusuri
pinggiran hutan Kalimati dengan menempuh jarak 1 jam pulang pergi.
Di Kalimati banyak terdapat tikus gunung bila kita mendirikan tenda dan
ingin tidur sebaiknya menyimpan makanan dalam satu tempat yang aman.
Pos Kalimati - Arcopodo
Untuk menuju Arcopodo kita berbelok ke kiri (Timur) berjalan sekitar 500
meter, kemudian berbelok ke kanan (Selatan) sedikit menuruni padang
rumput Kalimati. Arcopodo berjarak 1 jam dari Kalimati melewati hutan
cemara yang sangat curam, dengan tanah yang mudah longsor dan berdebu.
Dapat juga kita berkemah di Arcopodo, tetapi kondisi tanahnya kurang
stabil dan sering longsor. Sebaiknya menggunakan kacamata dan penutup
hidung karena banyak abu beterbangan. Arcopodo berada pada ketinggian
2.900m. Arcopodo adalah wilayah vegetasi terakhir di Gunung Semeru,
selebihnya kita akan melewati bukit pasir.
Arcopodo - Puncak Mahameru
Dari Arcopodo menuju puncak Semeru diperlukan waktu 3-4 jam (santai),
melewati bukit pasir yang sangat curam dan mudah merosot. Semua barang
bawaan sebaiknya kita tinggal di Arcopodo atau di Kalimati. Pendakian
menuju puncak dilakukan pagi-pagi sekali sekitar pukul 02.00 pagi dari
Arcopodo. Badan dalam kondisi segar, dan efektif dalam menggunakan air.
Perjalanan pada siang hari medan yang dilalui terasa makin berat selain
terasa panas juga pasir akan gembur bila terkena panas.
Siang hari angin cendurung ke arah utara menuju puncak membawa gas
beracun dari Kawah Jonggring Saloka. Di puncak Gunung Mahameru (Semeru)
pendaki disarankan untuk tidak menuju kawah Jonggring Saloko, juga
dilarang mendaki dari sisi sebelah selatan, karena adanya gas beracun
dan aliran lahar. Suhu dipuncak Mahameru berkisar 4 - 10 derajad
Celcius, pada puncak musim kemarau minus 0 derajat Celcius, dan dijumpai
kristal-kristal es. Cuaca sering berkabut terutama pada siang, sore dan
malam hari.
Jalur Pendakian Ayek-Ayek
Puncak Mahameru bisa juga ditempuh melalui jalur pintas yaitu Jalur
Gunung Ayek Ayek. Jalur ini biasanya dipakai oleh pendaki lokal, kondisi
jalur sangat curam dan cukup berbahaya. Untuk menemukan jalur ini dari
desa Ranu Pane perjalanan bisa dimulai dengan melintasi kebun sayuran
penduduk yang berupa tanaman bawang dan kol (kubis). Melintasi kawasan
kebun sayuran di siang hari terasa panas dan berdebu sehingga akan lebih
baik jika pendaki mengenakan kacamata dan masker penutup hidung.
Jalur agak landai dan sedikit berdebu melintasi kawasan hutan yang
didominasi oleh tanaman penghijauan berupa akasi dan cemara gunung.
Jalur selanjutnya mulai menanjak curam menyusuri salah satu punggungan
gunung Ayek-ayek. Di sepanjang jalur ini kadangkala dapat ditemukan
jejak-jejak kaki dan kotoran binatang. Burung dan aneka satwa seringkali
terlihat berada disekitar jalur ini.
Mendekati puncak gunung Ayek-Ayek pohon cemara tumbuh agak berjauhan
sehingga pendaki dapat melihat ke bawah ke arah desa ranu pane. Desa
Ngadas juga nampak sangat jelas. Pendaki dapat beristirahat di celah
gunung untuk berlindung dari hembusan angin. Di tempat ini pendaki juga
bisa melihat dinding gunung tengger yang mengelilingi gunung Bromo,
kadang kala terlihat kepulan asap yang berasal dari gunung Bromo.
Setelah melintasi celah gunung yang agak licin dan berbatu pendaki harus
menyusuri sisi gunung Ayek-ayek agak melingkar ke arah kanan. Di
samping kiri adalah jurang terbuka yang menghadap ke bukit-bukit yang
ditumbuhi rumput, bila pendakian dilakukan di siang akan terasa sangat
panas. Di kejauhan kita dapat menyaksikan puncak mahameru yang
bersembunyi di balik gunung Kepolo, sekali-kali nampak gunung Semeru
menyemburkan asap wedus gembel. Jalur mulai menurun tetapi perlu tetap
waspada karena rawan longsor.
Tumbuhan yang ada berupa rumput dan cemara yag diselingin Edelweis.
Masih dalam posisi menyusuri tebing terjal sekitar 30 menit kita akan
tiba di tempat yang agak datar, celah yang cukup luas pertemuan dua
gunung. Di sini pendaki dapat beristirahat sejenak melepaskan lelah.
Beberapa tanaman Edelweis tumbuh cukup tinggi sehingga dapat digunakan
untuk berteduh dari sengatan matahari.Setelah puas beristirahat
perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri tebing terjal yang agak
melingkar ke arah kiri.
Tumbuhan yang ada berupa rumput yang agak rapat dan tebal, beberapa
pohon cemara tumbuh agak berjauhan di sepanjang jalur. Di sepanjang
jalur ini pendaki tidak bisa saling mendahului sehingga harus berjalan
satu persatu. Sekitar 30 menit menyusuri tepian tebing terjal akan
tampak di depan kita bukit dan padang rumput yang sangat luas.
Sampailah kita di padang rumput yang sangat luas yang disebut Pangonan
Cilik.Pemandangan di pagi hari dan sore hari di tempat ini sangat indah
luar biasa, kita tidak akan bosan memandangi bukit-bukit yang ditumbuhi
rumput. Padang rumput ini dikelilingin tebing-tebing yang ditumbuhi
pohon cemara dan edelweis. Sekitar 45 menit melintasi padang rumput
selanjutnya berbelok ke arah kiri maka sampailah kita di sebuah danau
yang sangat luas yang disebut danau Ranu Kumbolo.
Angin bertiup kencang, pada bulan Desember - Januari sering ada badai.
Terjadi letusan Wedus Gembel setiap 15-30 menit pada puncak gunung
Semeru yang masih aktif. Pada bulan Nopember 1997 Gn.Semeru meletus
sebanyak 2990 kali. Siang hari arah angin menuju puncak, untuk itu
hindari datang siang hari di puncak, karena gas beracun dan letusan
mengarah ke puncak.
Letusan berupa asap putih, kelabu sampai hitam dengan tinggi letusan
300-800 meter. Materi yang keluar pada setiap letusan berupa abu, pasir,
kerikil, bahkan batu-batu panas menyala yang sangat berbahaya apabila
pendaki terlalu dekat. Pada awal tahun 1994 lahar panas mengaliri lereng
selatan Gn.Semeru dan meminta beberapa korban jiwa, pemandangan sungai
panas yang berkelok- kelok menuju ke laut ini menjadi tontonan yang
sangat menarik.
Pendakian sebaiknya dilakukan pada musim kemarau yaitu bulan Juni,
Juli, Agustus, dan September. Sebaiknya tidak mendaki pada musim hujan
karena sering terjadi badai dan tanah longsor
- See more at:
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html#sthash.NgnmZzB8.dpuf
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun
Gunung semeru merupakan
gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan puncak tertingginya Mahameru
(3.676 mdpl). Salah satu rute yang sangat diminati pendaki. Biasanya
pendaki akan betah digunung ini karena pemandangannya yang indah.
Terutama disekitar ranu kumbolo.
Desa terakhir yang harus kita lewati untuk menuju puncak Mahameru adalah
desa Ranu Pane. Untuk menuju Ranupane bisa dari kota malang atau
lumajang. Dari terminal kota malang naik angkutan umum menuju desa
Tumpang. Dilanjutkan dengan Jip atau Truk Sayuran yang banyak terdapat
di belakang pasar terminal Tumpang. Di Ranu Pane terdapat Pos
pemeriksaan, warung dan pondok penginapan. Pendaki juga dapat bermalam
di Pos penjagaan. Di Pos Ranu Pani juga terdapat dua buah danau yakni
danau (ranu) pani (1 ha) dan ranu regulo (0,75 ha). Terletak pada
ketinggian 2.200 mdpl.
Ada dua jalur yang bisa ditempuh dari Desa Ranu Pane menuju Mahameru.
Tetapi kedua jalur tersebut akan bertemu di Ranu Kumbolo.
Jalur Pendakian Gunung Semeru via Watu Rejeng.
Jalur Pendakian Gunung Semeru via Gunung Ayek-Ayek.
Peta Dua Jalur Pendakian Gunung semeru
Jalur Pendakian Watu Rejeng
Ranu Pane - Watu Rejeng - Ranu Kumbolo
Biasanya bagi pendaki yang baru pertama kali ke gunung Semeru akan sulit
menemukan jalur pendakian, kadang malah hanya berputar disekitar desa
Ranu Pane. Sebaiknya setelah menemukan gapura selamat datang, perhatikan
terus ke kiri ke arah bukit, jangan mengikuti jalanan yang lebar ke
arah kebun penduduk.
Jalur awal yang kita lalui cukup landai, menyusuri lereng bukit yang
didominasi tumbuhan alang-alang.Tidak ada tanda penunjuk arah jalan,
tetapi terdapat tanda ukuran jarak pada setiap 100m, kita ikuti saja
tanda ini. Kadang terdapat pohon tumbang, dan ranting-ranting diatas
kepala, sehingga kita harus sering merundukkan kepala, tas keril yang
tinggi sangat tidak nyaman.
Setelah berjalan sekitar 5 Km menyusuri lereng bukit yang banyak
ditumbuhi Edelweis, kita akan sampai di Watu Rejeng. Kita akan melihat
batu terjal yang sangat indah. Kita saksikan pemandangan yang sangat
indah ke arah lembah dan bukit-bukit yang ditumbuhi hutan cemara dan
pinus. Kadang kala kita dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak
semeru. Dari sini kita bisa menuju pos pendakian di Ranu Kumbolo yang
masih harus kita tempuh dengan jarak sekitar 4,5 Km.
Selain jalur yang biasa dilewati para pendaki melewati Watu Rejeng, juga
ada jalur pintas yang biasa dipakai para pendaki lokal, jalur ini
sangat curam dengan melintasi Gunung Ayek-ayek.
Setibanya di Ranu Kumbolo sebaiknya kita mendirikan tenda karena disini
terdapat danau yang memiliki air bersih, dan juga pemandangan disini
sangat indah. Biasanya pendaki akan betah berada disini, ditambah
pemandangan matahari terbit disela-sela bukit. Banyak terdapat ikan,
kadang burung belibis liar. Ranu Kumbolo berada pada ketinggian 2.400 m
dengan luas 14 ha.
Ranu Kumbolo - Oro Oro Ombo - Cemoro Kandang
Dari Ranu Kumbolo sebaiknya menyiapkan air sebanyak mungkin.
Meninggalkan Ranu Kumbolo kita mendaki bukit terjal, dengan pemandangan
yang sangat indah dibelakang ke arah danau. Di depan bukit kita
terbentang padang rumput yang luas yang dinamakan oro-oro ombo.
Oro-oro ombo dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat
indah, padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus
seperti di Eropa. Dari balik Gn. Kepolo tampak puncak Gn. Semeru
menyemburkan asap wedus gembel. Selanjutnya kita memasuki hutan Cemara
dimana kadang-kadang kita jumpai burung dan kijang. Banyak terdapat
pohon tumbang sehingga kita harus melangkahi atau menaikinya. Daerah ini
dinamakan Cemoro Kandang.
Cemoro Kandang - Pos Kalimati
Dari Cemoro Kandang kita akan menuju Pos Kalimati yang berada pada
ketinggian 2.700 m, disini kita dapat mendirikan tenda untuk
beristirahat dan mempersiapkan fisik. Kemudian meneruskan pendakian pada
pagi-pagi sekali pukul 24.00. Pos ini berupa padang rumput luas di tepi
hutan cemara, sehingga banyak tersedia ranting untuk membuat api
unggun. Terdapat mata air Sumber Mani, ke arah barat (kanan) menelusuri
pinggiran hutan Kalimati dengan menempuh jarak 1 jam pulang pergi.
Di Kalimati banyak terdapat tikus gunung bila kita mendirikan tenda dan
ingin tidur sebaiknya menyimpan makanan dalam satu tempat yang aman.
Pos Kalimati - Arcopodo
Untuk menuju Arcopodo kita berbelok ke kiri (Timur) berjalan sekitar 500
meter, kemudian berbelok ke kanan (Selatan) sedikit menuruni padang
rumput Kalimati. Arcopodo berjarak 1 jam dari Kalimati melewati hutan
cemara yang sangat curam, dengan tanah yang mudah longsor dan berdebu.
Dapat juga kita berkemah di Arcopodo, tetapi kondisi tanahnya kurang
stabil dan sering longsor. Sebaiknya menggunakan kacamata dan penutup
hidung karena banyak abu beterbangan. Arcopodo berada pada ketinggian
2.900m. Arcopodo adalah wilayah vegetasi terakhir di Gunung Semeru,
selebihnya kita akan melewati bukit pasir.
Arcopodo - Puncak Mahameru
Dari Arcopodo menuju puncak Semeru diperlukan waktu 3-4 jam (santai),
melewati bukit pasir yang sangat curam dan mudah merosot. Semua barang
bawaan sebaiknya kita tinggal di Arcopodo atau di Kalimati. Pendakian
menuju puncak dilakukan pagi-pagi sekali sekitar pukul 02.00 pagi dari
Arcopodo. Badan dalam kondisi segar, dan efektif dalam menggunakan air.
Perjalanan pada siang hari medan yang dilalui terasa makin berat selain
terasa panas juga pasir akan gembur bila terkena panas.
Siang hari angin cendurung ke arah utara menuju puncak membawa gas
beracun dari Kawah Jonggring Saloka. Di puncak Gunung Mahameru (Semeru)
pendaki disarankan untuk tidak menuju kawah Jonggring Saloko, juga
dilarang mendaki dari sisi sebelah selatan, karena adanya gas beracun
dan aliran lahar. Suhu dipuncak Mahameru berkisar 4 - 10 derajad
Celcius, pada puncak musim kemarau minus 0 derajat Celcius, dan dijumpai
kristal-kristal es. Cuaca sering berkabut terutama pada siang, sore dan
malam hari.
Jalur Pendakian Ayek-Ayek
Puncak Mahameru bisa juga ditempuh melalui jalur pintas yaitu Jalur
Gunung Ayek Ayek. Jalur ini biasanya dipakai oleh pendaki lokal, kondisi
jalur sangat curam dan cukup berbahaya. Untuk menemukan jalur ini dari
desa Ranu Pane perjalanan bisa dimulai dengan melintasi kebun sayuran
penduduk yang berupa tanaman bawang dan kol (kubis). Melintasi kawasan
kebun sayuran di siang hari terasa panas dan berdebu sehingga akan lebih
baik jika pendaki mengenakan kacamata dan masker penutup hidung.
Jalur agak landai dan sedikit berdebu melintasi kawasan hutan yang
didominasi oleh tanaman penghijauan berupa akasi dan cemara gunung.
Jalur selanjutnya mulai menanjak curam menyusuri salah satu punggungan
gunung Ayek-ayek. Di sepanjang jalur ini kadangkala dapat ditemukan
jejak-jejak kaki dan kotoran binatang. Burung dan aneka satwa seringkali
terlihat berada disekitar jalur ini.
Mendekati puncak gunung Ayek-Ayek pohon cemara tumbuh agak berjauhan
sehingga pendaki dapat melihat ke bawah ke arah desa ranu pane. Desa
Ngadas juga nampak sangat jelas. Pendaki dapat beristirahat di celah
gunung untuk berlindung dari hembusan angin. Di tempat ini pendaki juga
bisa melihat dinding gunung tengger yang mengelilingi gunung Bromo,
kadang kala terlihat kepulan asap yang berasal dari gunung Bromo.
Setelah melintasi celah gunung yang agak licin dan berbatu pendaki harus
menyusuri sisi gunung Ayek-ayek agak melingkar ke arah kanan. Di
samping kiri adalah jurang terbuka yang menghadap ke bukit-bukit yang
ditumbuhi rumput, bila pendakian dilakukan di siang akan terasa sangat
panas. Di kejauhan kita dapat menyaksikan puncak mahameru yang
bersembunyi di balik gunung Kepolo, sekali-kali nampak gunung Semeru
menyemburkan asap wedus gembel. Jalur mulai menurun tetapi perlu tetap
waspada karena rawan longsor.
Tumbuhan yang ada berupa rumput dan cemara yag diselingin Edelweis.
Masih dalam posisi menyusuri tebing terjal sekitar 30 menit kita akan
tiba di tempat yang agak datar, celah yang cukup luas pertemuan dua
gunung. Di sini pendaki dapat beristirahat sejenak melepaskan lelah.
Beberapa tanaman Edelweis tumbuh cukup tinggi sehingga dapat digunakan
untuk berteduh dari sengatan matahari.Setelah puas beristirahat
perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri tebing terjal yang agak
melingkar ke arah kiri.
Tumbuhan yang ada berupa rumput yang agak rapat dan tebal, beberapa
pohon cemara tumbuh agak berjauhan di sepanjang jalur. Di sepanjang
jalur ini pendaki tidak bisa saling mendahului sehingga harus berjalan
satu persatu. Sekitar 30 menit menyusuri tepian tebing terjal akan
tampak di depan kita bukit dan padang rumput yang sangat luas.
Sampailah kita di padang rumput yang sangat luas yang disebut Pangonan
Cilik.Pemandangan di pagi hari dan sore hari di tempat ini sangat indah
luar biasa, kita tidak akan bosan memandangi bukit-bukit yang ditumbuhi
rumput. Padang rumput ini dikelilingin tebing-tebing yang ditumbuhi
pohon cemara dan edelweis. Sekitar 45 menit melintasi padang rumput
selanjutnya berbelok ke arah kiri maka sampailah kita di sebuah danau
yang sangat luas yang disebut danau Ranu Kumbolo.
Angin bertiup kencang, pada bulan Desember - Januari sering ada badai.
Terjadi letusan Wedus Gembel setiap 15-30 menit pada puncak gunung
Semeru yang masih aktif. Pada bulan Nopember 1997 Gn.Semeru meletus
sebanyak 2990 kali. Siang hari arah angin menuju puncak, untuk itu
hindari datang siang hari di puncak, karena gas beracun dan letusan
mengarah ke puncak.
Letusan berupa asap putih, kelabu sampai hitam dengan tinggi letusan
300-800 meter. Materi yang keluar pada setiap letusan berupa abu, pasir,
kerikil, bahkan batu-batu panas menyala yang sangat berbahaya apabila
pendaki terlalu dekat. Pada awal tahun 1994 lahar panas mengaliri lereng
selatan Gn.Semeru dan meminta beberapa korban jiwa, pemandangan sungai
panas yang berkelok- kelok menuju ke laut ini menjadi tontonan yang
sangat menarik.
Pendakian sebaiknya dilakukan pada musim kemarau yaitu bulan Juni,
Juli, Agustus, dan September. Sebaiknya tidak mendaki pada musim hujan
karena sering terjadi badai dan tanah longsor
- See more at:
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html#sthash.NgnmZzB8.dpuf
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun
Gunung semeru merupakan
gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan puncak tertingginya Mahameru
(3.676 mdpl). Salah satu rute yang sangat diminati pendaki. Biasanya
pendaki akan betah digunung ini karena pemandangannya yang indah.
Terutama disekitar ranu kumbolo.
Desa terakhir yang harus kita lewati untuk menuju puncak Mahameru adalah
desa Ranu Pane. Untuk menuju Ranupane bisa dari kota malang atau
lumajang. Dari terminal kota malang naik angkutan umum menuju desa
Tumpang. Dilanjutkan dengan Jip atau Truk Sayuran yang banyak terdapat
di belakang pasar terminal Tumpang. Di Ranu Pane terdapat Pos
pemeriksaan, warung dan pondok penginapan. Pendaki juga dapat bermalam
di Pos penjagaan. Di Pos Ranu Pani juga terdapat dua buah danau yakni
danau (ranu) pani (1 ha) dan ranu regulo (0,75 ha). Terletak pada
ketinggian 2.200 mdpl.
Ada dua jalur yang bisa ditempuh dari Desa Ranu Pane menuju Mahameru.
Tetapi kedua jalur tersebut akan bertemu di Ranu Kumbolo.
Jalur Pendakian Gunung Semeru via Watu Rejeng.
Jalur Pendakian Gunung Semeru via Gunung Ayek-Ayek.
Peta Dua Jalur Pendakian Gunung semeru
Jalur Pendakian Watu Rejeng
Ranu Pane - Watu Rejeng - Ranu Kumbolo
Biasanya bagi pendaki yang baru pertama kali ke gunung Semeru akan sulit
menemukan jalur pendakian, kadang malah hanya berputar disekitar desa
Ranu Pane. Sebaiknya setelah menemukan gapura selamat datang, perhatikan
terus ke kiri ke arah bukit, jangan mengikuti jalanan yang lebar ke
arah kebun penduduk.
Jalur awal yang kita lalui cukup landai, menyusuri lereng bukit yang
didominasi tumbuhan alang-alang.Tidak ada tanda penunjuk arah jalan,
tetapi terdapat tanda ukuran jarak pada setiap 100m, kita ikuti saja
tanda ini. Kadang terdapat pohon tumbang, dan ranting-ranting diatas
kepala, sehingga kita harus sering merundukkan kepala, tas keril yang
tinggi sangat tidak nyaman.
Setelah berjalan sekitar 5 Km menyusuri lereng bukit yang banyak
ditumbuhi Edelweis, kita akan sampai di Watu Rejeng. Kita akan melihat
batu terjal yang sangat indah. Kita saksikan pemandangan yang sangat
indah ke arah lembah dan bukit-bukit yang ditumbuhi hutan cemara dan
pinus. Kadang kala kita dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak
semeru. Dari sini kita bisa menuju pos pendakian di Ranu Kumbolo yang
masih harus kita tempuh dengan jarak sekitar 4,5 Km.
Selain jalur yang biasa dilewati para pendaki melewati Watu Rejeng, juga
ada jalur pintas yang biasa dipakai para pendaki lokal, jalur ini
sangat curam dengan melintasi Gunung Ayek-ayek.
Setibanya di Ranu Kumbolo sebaiknya kita mendirikan tenda karena disini
terdapat danau yang memiliki air bersih, dan juga pemandangan disini
sangat indah. Biasanya pendaki akan betah berada disini, ditambah
pemandangan matahari terbit disela-sela bukit. Banyak terdapat ikan,
kadang burung belibis liar. Ranu Kumbolo berada pada ketinggian 2.400 m
dengan luas 14 ha.
Ranu Kumbolo - Oro Oro Ombo - Cemoro Kandang
Dari Ranu Kumbolo sebaiknya menyiapkan air sebanyak mungkin.
Meninggalkan Ranu Kumbolo kita mendaki bukit terjal, dengan pemandangan
yang sangat indah dibelakang ke arah danau. Di depan bukit kita
terbentang padang rumput yang luas yang dinamakan oro-oro ombo.
Oro-oro ombo dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat
indah, padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus
seperti di Eropa. Dari balik Gn. Kepolo tampak puncak Gn. Semeru
menyemburkan asap wedus gembel. Selanjutnya kita memasuki hutan Cemara
dimana kadang-kadang kita jumpai burung dan kijang. Banyak terdapat
pohon tumbang sehingga kita harus melangkahi atau menaikinya. Daerah ini
dinamakan Cemoro Kandang.
Cemoro Kandang - Pos Kalimati
Dari Cemoro Kandang kita akan menuju Pos Kalimati yang berada pada
ketinggian 2.700 m, disini kita dapat mendirikan tenda untuk
beristirahat dan mempersiapkan fisik. Kemudian meneruskan pendakian pada
pagi-pagi sekali pukul 24.00. Pos ini berupa padang rumput luas di tepi
hutan cemara, sehingga banyak tersedia ranting untuk membuat api
unggun. Terdapat mata air Sumber Mani, ke arah barat (kanan) menelusuri
pinggiran hutan Kalimati dengan menempuh jarak 1 jam pulang pergi.
Di Kalimati banyak terdapat tikus gunung bila kita mendirikan tenda dan
ingin tidur sebaiknya menyimpan makanan dalam satu tempat yang aman.
Pos Kalimati - Arcopodo
Untuk menuju Arcopodo kita berbelok ke kiri (Timur) berjalan sekitar 500
meter, kemudian berbelok ke kanan (Selatan) sedikit menuruni padang
rumput Kalimati. Arcopodo berjarak 1 jam dari Kalimati melewati hutan
cemara yang sangat curam, dengan tanah yang mudah longsor dan berdebu.
Dapat juga kita berkemah di Arcopodo, tetapi kondisi tanahnya kurang
stabil dan sering longsor. Sebaiknya menggunakan kacamata dan penutup
hidung karena banyak abu beterbangan. Arcopodo berada pada ketinggian
2.900m. Arcopodo adalah wilayah vegetasi terakhir di Gunung Semeru,
selebihnya kita akan melewati bukit pasir.
Arcopodo - Puncak Mahameru
Dari Arcopodo menuju puncak Semeru diperlukan waktu 3-4 jam (santai),
melewati bukit pasir yang sangat curam dan mudah merosot. Semua barang
bawaan sebaiknya kita tinggal di Arcopodo atau di Kalimati. Pendakian
menuju puncak dilakukan pagi-pagi sekali sekitar pukul 02.00 pagi dari
Arcopodo. Badan dalam kondisi segar, dan efektif dalam menggunakan air.
Perjalanan pada siang hari medan yang dilalui terasa makin berat selain
terasa panas juga pasir akan gembur bila terkena panas.
Siang hari angin cendurung ke arah utara menuju puncak membawa gas
beracun dari Kawah Jonggring Saloka. Di puncak Gunung Mahameru (Semeru)
pendaki disarankan untuk tidak menuju kawah Jonggring Saloko, juga
dilarang mendaki dari sisi sebelah selatan, karena adanya gas beracun
dan aliran lahar. Suhu dipuncak Mahameru berkisar 4 - 10 derajad
Celcius, pada puncak musim kemarau minus 0 derajat Celcius, dan dijumpai
kristal-kristal es. Cuaca sering berkabut terutama pada siang, sore dan
malam hari.
Jalur Pendakian Ayek-Ayek
Puncak Mahameru bisa juga ditempuh melalui jalur pintas yaitu Jalur
Gunung Ayek Ayek. Jalur ini biasanya dipakai oleh pendaki lokal, kondisi
jalur sangat curam dan cukup berbahaya. Untuk menemukan jalur ini dari
desa Ranu Pane perjalanan bisa dimulai dengan melintasi kebun sayuran
penduduk yang berupa tanaman bawang dan kol (kubis). Melintasi kawasan
kebun sayuran di siang hari terasa panas dan berdebu sehingga akan lebih
baik jika pendaki mengenakan kacamata dan masker penutup hidung.
Jalur agak landai dan sedikit berdebu melintasi kawasan hutan yang
didominasi oleh tanaman penghijauan berupa akasi dan cemara gunung.
Jalur selanjutnya mulai menanjak curam menyusuri salah satu punggungan
gunung Ayek-ayek. Di sepanjang jalur ini kadangkala dapat ditemukan
jejak-jejak kaki dan kotoran binatang. Burung dan aneka satwa seringkali
terlihat berada disekitar jalur ini.
Mendekati puncak gunung Ayek-Ayek pohon cemara tumbuh agak berjauhan
sehingga pendaki dapat melihat ke bawah ke arah desa ranu pane. Desa
Ngadas juga nampak sangat jelas. Pendaki dapat beristirahat di celah
gunung untuk berlindung dari hembusan angin. Di tempat ini pendaki juga
bisa melihat dinding gunung tengger yang mengelilingi gunung Bromo,
kadang kala terlihat kepulan asap yang berasal dari gunung Bromo.
Setelah melintasi celah gunung yang agak licin dan berbatu pendaki harus
menyusuri sisi gunung Ayek-ayek agak melingkar ke arah kanan. Di
samping kiri adalah jurang terbuka yang menghadap ke bukit-bukit yang
ditumbuhi rumput, bila pendakian dilakukan di siang akan terasa sangat
panas. Di kejauhan kita dapat menyaksikan puncak mahameru yang
bersembunyi di balik gunung Kepolo, sekali-kali nampak gunung Semeru
menyemburkan asap wedus gembel. Jalur mulai menurun tetapi perlu tetap
waspada karena rawan longsor.
Tumbuhan yang ada berupa rumput dan cemara yag diselingin Edelweis.
Masih dalam posisi menyusuri tebing terjal sekitar 30 menit kita akan
tiba di tempat yang agak datar, celah yang cukup luas pertemuan dua
gunung. Di sini pendaki dapat beristirahat sejenak melepaskan lelah.
Beberapa tanaman Edelweis tumbuh cukup tinggi sehingga dapat digunakan
untuk berteduh dari sengatan matahari.Setelah puas beristirahat
perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri tebing terjal yang agak
melingkar ke arah kiri.
Tumbuhan yang ada berupa rumput yang agak rapat dan tebal, beberapa
pohon cemara tumbuh agak berjauhan di sepanjang jalur. Di sepanjang
jalur ini pendaki tidak bisa saling mendahului sehingga harus berjalan
satu persatu. Sekitar 30 menit menyusuri tepian tebing terjal akan
tampak di depan kita bukit dan padang rumput yang sangat luas.
Sampailah kita di padang rumput yang sangat luas yang disebut Pangonan
Cilik.Pemandangan di pagi hari dan sore hari di tempat ini sangat indah
luar biasa, kita tidak akan bosan memandangi bukit-bukit yang ditumbuhi
rumput. Padang rumput ini dikelilingin tebing-tebing yang ditumbuhi
pohon cemara dan edelweis. Sekitar 45 menit melintasi padang rumput
selanjutnya berbelok ke arah kiri maka sampailah kita di sebuah danau
yang sangat luas yang disebut danau Ranu Kumbolo.
Angin bertiup kencang, pada bulan Desember - Januari sering ada badai.
Terjadi letusan Wedus Gembel setiap 15-30 menit pada puncak gunung
Semeru yang masih aktif. Pada bulan Nopember 1997 Gn.Semeru meletus
sebanyak 2990 kali. Siang hari arah angin menuju puncak, untuk itu
hindari datang siang hari di puncak, karena gas beracun dan letusan
mengarah ke puncak.
Letusan berupa asap putih, kelabu sampai hitam dengan tinggi letusan
300-800 meter. Materi yang keluar pada setiap letusan berupa abu, pasir,
kerikil, bahkan batu-batu panas menyala yang sangat berbahaya apabila
pendaki terlalu dekat. Pada awal tahun 1994 lahar panas mengaliri lereng
selatan Gn.Semeru dan meminta beberapa korban jiwa, pemandangan sungai
panas yang berkelok- kelok menuju ke laut ini menjadi tontonan yang
sangat menarik.
Pendakian sebaiknya dilakukan pada musim kemarau yaitu bulan Juni,
Juli, Agustus, dan September. Sebaiknya tidak mendaki pada musim hujan
karena sering terjadi badai dan tanah longsor
- See more at:
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html#sthash.NgnmZzB8.dpuf
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun
Gunung semeru merupakan
gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan puncak tertingginya Mahameru
(3.676 mdpl). Salah satu rute yang sangat diminati pendaki. Biasanya
pendaki akan betah digunung ini karena pemandangannya yang indah.
Terutama disekitar ranu kumbolo.
Desa terakhir yang harus kita lewati untuk menuju puncak Mahameru adalah
desa Ranu Pane. Untuk menuju Ranupane bisa dari kota malang atau
lumajang. Dari terminal kota malang naik angkutan umum menuju desa
Tumpang. Dilanjutkan dengan Jip atau Truk Sayuran yang banyak terdapat
di belakang pasar terminal Tumpang. Di Ranu Pane terdapat Pos
pemeriksaan, warung dan pondok penginapan. Pendaki juga dapat bermalam
di Pos penjagaan. Di Pos Ranu Pani juga terdapat dua buah danau yakni
danau (ranu) pani (1 ha) dan ranu regulo (0,75 ha). Terletak pada
ketinggian 2.200 mdpl.
Ada dua jalur yang bisa ditempuh dari Desa Ranu Pane menuju Mahameru.
Tetapi kedua jalur tersebut akan bertemu di Ranu Kumbolo.
Jalur Pendakian Gunung Semeru via Watu Rejeng.
Jalur Pendakian Gunung Semeru via Gunung Ayek-Ayek.
Peta Dua Jalur Pendakian Gunung semeru
Jalur Pendakian Watu Rejeng
Ranu Pane - Watu Rejeng - Ranu Kumbolo
Biasanya bagi pendaki yang baru pertama kali ke gunung Semeru akan sulit
menemukan jalur pendakian, kadang malah hanya berputar disekitar desa
Ranu Pane. Sebaiknya setelah menemukan gapura selamat datang, perhatikan
terus ke kiri ke arah bukit, jangan mengikuti jalanan yang lebar ke
arah kebun penduduk.
Jalur awal yang kita lalui cukup landai, menyusuri lereng bukit yang
didominasi tumbuhan alang-alang.Tidak ada tanda penunjuk arah jalan,
tetapi terdapat tanda ukuran jarak pada setiap 100m, kita ikuti saja
tanda ini. Kadang terdapat pohon tumbang, dan ranting-ranting diatas
kepala, sehingga kita harus sering merundukkan kepala, tas keril yang
tinggi sangat tidak nyaman.
Setelah berjalan sekitar 5 Km menyusuri lereng bukit yang banyak
ditumbuhi Edelweis, kita akan sampai di Watu Rejeng. Kita akan melihat
batu terjal yang sangat indah. Kita saksikan pemandangan yang sangat
indah ke arah lembah dan bukit-bukit yang ditumbuhi hutan cemara dan
pinus. Kadang kala kita dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak
semeru. Dari sini kita bisa menuju pos pendakian di Ranu Kumbolo yang
masih harus kita tempuh dengan jarak sekitar 4,5 Km.
Selain jalur yang biasa dilewati para pendaki melewati Watu Rejeng, juga
ada jalur pintas yang biasa dipakai para pendaki lokal, jalur ini
sangat curam dengan melintasi Gunung Ayek-ayek.
Setibanya di Ranu Kumbolo sebaiknya kita mendirikan tenda karena disini
terdapat danau yang memiliki air bersih, dan juga pemandangan disini
sangat indah. Biasanya pendaki akan betah berada disini, ditambah
pemandangan matahari terbit disela-sela bukit. Banyak terdapat ikan,
kadang burung belibis liar. Ranu Kumbolo berada pada ketinggian 2.400 m
dengan luas 14 ha.
Ranu Kumbolo - Oro Oro Ombo - Cemoro Kandang
Dari Ranu Kumbolo sebaiknya menyiapkan air sebanyak mungkin.
Meninggalkan Ranu Kumbolo kita mendaki bukit terjal, dengan pemandangan
yang sangat indah dibelakang ke arah danau. Di depan bukit kita
terbentang padang rumput yang luas yang dinamakan oro-oro ombo.
Oro-oro ombo dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat
indah, padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus
seperti di Eropa. Dari balik Gn. Kepolo tampak puncak Gn. Semeru
menyemburkan asap wedus gembel. Selanjutnya kita memasuki hutan Cemara
dimana kadang-kadang kita jumpai burung dan kijang. Banyak terdapat
pohon tumbang sehingga kita harus melangkahi atau menaikinya. Daerah ini
dinamakan Cemoro Kandang.
Cemoro Kandang - Pos Kalimati
Dari Cemoro Kandang kita akan menuju Pos Kalimati yang berada pada
ketinggian 2.700 m, disini kita dapat mendirikan tenda untuk
beristirahat dan mempersiapkan fisik. Kemudian meneruskan pendakian pada
pagi-pagi sekali pukul 24.00. Pos ini berupa padang rumput luas di tepi
hutan cemara, sehingga banyak tersedia ranting untuk membuat api
unggun. Terdapat mata air Sumber Mani, ke arah barat (kanan) menelusuri
pinggiran hutan Kalimati dengan menempuh jarak 1 jam pulang pergi.
Di Kalimati banyak terdapat tikus gunung bila kita mendirikan tenda dan
ingin tidur sebaiknya menyimpan makanan dalam satu tempat yang aman.
Pos Kalimati - Arcopodo
Untuk menuju Arcopodo kita berbelok ke kiri (Timur) berjalan sekitar 500
meter, kemudian berbelok ke kanan (Selatan) sedikit menuruni padang
rumput Kalimati. Arcopodo berjarak 1 jam dari Kalimati melewati hutan
cemara yang sangat curam, dengan tanah yang mudah longsor dan berdebu.
Dapat juga kita berkemah di Arcopodo, tetapi kondisi tanahnya kurang
stabil dan sering longsor. Sebaiknya menggunakan kacamata dan penutup
hidung karena banyak abu beterbangan. Arcopodo berada pada ketinggian
2.900m. Arcopodo adalah wilayah vegetasi terakhir di Gunung Semeru,
selebihnya kita akan melewati bukit pasir.
Arcopodo - Puncak Mahameru
Dari Arcopodo menuju puncak Semeru diperlukan waktu 3-4 jam (santai),
melewati bukit pasir yang sangat curam dan mudah merosot. Semua barang
bawaan sebaiknya kita tinggal di Arcopodo atau di Kalimati. Pendakian
menuju puncak dilakukan pagi-pagi sekali sekitar pukul 02.00 pagi dari
Arcopodo. Badan dalam kondisi segar, dan efektif dalam menggunakan air.
Perjalanan pada siang hari medan yang dilalui terasa makin berat selain
terasa panas juga pasir akan gembur bila terkena panas.
Siang hari angin cendurung ke arah utara menuju puncak membawa gas
beracun dari Kawah Jonggring Saloka. Di puncak Gunung Mahameru (Semeru)
pendaki disarankan untuk tidak menuju kawah Jonggring Saloko, juga
dilarang mendaki dari sisi sebelah selatan, karena adanya gas beracun
dan aliran lahar. Suhu dipuncak Mahameru berkisar 4 - 10 derajad
Celcius, pada puncak musim kemarau minus 0 derajat Celcius, dan dijumpai
kristal-kristal es. Cuaca sering berkabut terutama pada siang, sore dan
malam hari.
Jalur Pendakian Ayek-Ayek
Puncak Mahameru bisa juga ditempuh melalui jalur pintas yaitu Jalur
Gunung Ayek Ayek. Jalur ini biasanya dipakai oleh pendaki lokal, kondisi
jalur sangat curam dan cukup berbahaya. Untuk menemukan jalur ini dari
desa Ranu Pane perjalanan bisa dimulai dengan melintasi kebun sayuran
penduduk yang berupa tanaman bawang dan kol (kubis). Melintasi kawasan
kebun sayuran di siang hari terasa panas dan berdebu sehingga akan lebih
baik jika pendaki mengenakan kacamata dan masker penutup hidung.
Jalur agak landai dan sedikit berdebu melintasi kawasan hutan yang
didominasi oleh tanaman penghijauan berupa akasi dan cemara gunung.
Jalur selanjutnya mulai menanjak curam menyusuri salah satu punggungan
gunung Ayek-ayek. Di sepanjang jalur ini kadangkala dapat ditemukan
jejak-jejak kaki dan kotoran binatang. Burung dan aneka satwa seringkali
terlihat berada disekitar jalur ini.
Mendekati puncak gunung Ayek-Ayek pohon cemara tumbuh agak berjauhan
sehingga pendaki dapat melihat ke bawah ke arah desa ranu pane. Desa
Ngadas juga nampak sangat jelas. Pendaki dapat beristirahat di celah
gunung untuk berlindung dari hembusan angin. Di tempat ini pendaki juga
bisa melihat dinding gunung tengger yang mengelilingi gunung Bromo,
kadang kala terlihat kepulan asap yang berasal dari gunung Bromo.
Setelah melintasi celah gunung yang agak licin dan berbatu pendaki harus
menyusuri sisi gunung Ayek-ayek agak melingkar ke arah kanan. Di
samping kiri adalah jurang terbuka yang menghadap ke bukit-bukit yang
ditumbuhi rumput, bila pendakian dilakukan di siang akan terasa sangat
panas. Di kejauhan kita dapat menyaksikan puncak mahameru yang
bersembunyi di balik gunung Kepolo, sekali-kali nampak gunung Semeru
menyemburkan asap wedus gembel. Jalur mulai menurun tetapi perlu tetap
waspada karena rawan longsor.
Tumbuhan yang ada berupa rumput dan cemara yag diselingin Edelweis.
Masih dalam posisi menyusuri tebing terjal sekitar 30 menit kita akan
tiba di tempat yang agak datar, celah yang cukup luas pertemuan dua
gunung. Di sini pendaki dapat beristirahat sejenak melepaskan lelah.
Beberapa tanaman Edelweis tumbuh cukup tinggi sehingga dapat digunakan
untuk berteduh dari sengatan matahari.Setelah puas beristirahat
perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri tebing terjal yang agak
melingkar ke arah kiri.
Tumbuhan yang ada berupa rumput yang agak rapat dan tebal, beberapa
pohon cemara tumbuh agak berjauhan di sepanjang jalur. Di sepanjang
jalur ini pendaki tidak bisa saling mendahului sehingga harus berjalan
satu persatu. Sekitar 30 menit menyusuri tepian tebing terjal akan
tampak di depan kita bukit dan padang rumput yang sangat luas.
Sampailah kita di padang rumput yang sangat luas yang disebut Pangonan
Cilik.Pemandangan di pagi hari dan sore hari di tempat ini sangat indah
luar biasa, kita tidak akan bosan memandangi bukit-bukit yang ditumbuhi
rumput. Padang rumput ini dikelilingin tebing-tebing yang ditumbuhi
pohon cemara dan edelweis. Sekitar 45 menit melintasi padang rumput
selanjutnya berbelok ke arah kiri maka sampailah kita di sebuah danau
yang sangat luas yang disebut danau Ranu Kumbolo.
Angin bertiup kencang, pada bulan Desember - Januari sering ada badai.
Terjadi letusan Wedus Gembel setiap 15-30 menit pada puncak gunung
Semeru yang masih aktif. Pada bulan Nopember 1997 Gn.Semeru meletus
sebanyak 2990 kali. Siang hari arah angin menuju puncak, untuk itu
hindari datang siang hari di puncak, karena gas beracun dan letusan
mengarah ke puncak.
Letusan berupa asap putih, kelabu sampai hitam dengan tinggi letusan
300-800 meter. Materi yang keluar pada setiap letusan berupa abu, pasir,
kerikil, bahkan batu-batu panas menyala yang sangat berbahaya apabila
pendaki terlalu dekat. Pada awal tahun 1994 lahar panas mengaliri lereng
selatan Gn.Semeru dan meminta beberapa korban jiwa, pemandangan sungai
panas yang berkelok- kelok menuju ke laut ini menjadi tontonan yang
sangat menarik.
Pendakian sebaiknya dilakukan pada musim kemarau yaitu bulan Juni,
Juli, Agustus, dan September. Sebaiknya tidak mendaki pada musim hujan
karena sering terjadi badai dan tanah longsor
- See more at:
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html#sthash.NgnmZzB8.dpuf
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun
Gunung semeru merupakan
gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan puncak tertingginya Mahameru
(3.676 mdpl). Salah satu rute yang sangat diminati pendaki. Biasanya
pendaki akan betah digunung ini karena pemandangannya yang indah.
Terutama disekitar ranu kumbolo.
Desa terakhir yang harus kita lewati untuk menuju puncak Mahameru adalah
desa Ranu Pane. Untuk menuju Ranupane bisa dari kota malang atau
lumajang. Dari terminal kota malang naik angkutan umum menuju desa
Tumpang. Dilanjutkan dengan Jip atau Truk Sayuran yang banyak terdapat
di belakang pasar terminal Tumpang. Di Ranu Pane terdapat Pos
pemeriksaan, warung dan pondok penginapan. Pendaki juga dapat bermalam
di Pos penjagaan. Di Pos Ranu Pani juga terdapat dua buah danau yakni
danau (ranu) pani (1 ha) dan ranu regulo (0,75 ha). Terletak pada
ketinggian 2.200 mdpl.
Ada dua jalur yang bisa ditempuh dari Desa Ranu Pane menuju Mahameru.
Tetapi kedua jalur tersebut akan bertemu di Ranu Kumbolo.
Jalur Pendakian Gunung Semeru via Watu Rejeng.
Jalur Pendakian Gunung Semeru via Gunung Ayek-Ayek.
Peta Dua Jalur Pendakian Gunung semeru
Jalur Pendakian Watu Rejeng
Ranu Pane - Watu Rejeng - Ranu Kumbolo
Biasanya bagi pendaki yang baru pertama kali ke gunung Semeru akan sulit
menemukan jalur pendakian, kadang malah hanya berputar disekitar desa
Ranu Pane. Sebaiknya setelah menemukan gapura selamat datang, perhatikan
terus ke kiri ke arah bukit, jangan mengikuti jalanan yang lebar ke
arah kebun penduduk.
Jalur awal yang kita lalui cukup landai, menyusuri lereng bukit yang
didominasi tumbuhan alang-alang.Tidak ada tanda penunjuk arah jalan,
tetapi terdapat tanda ukuran jarak pada setiap 100m, kita ikuti saja
tanda ini. Kadang terdapat pohon tumbang, dan ranting-ranting diatas
kepala, sehingga kita harus sering merundukkan kepala, tas keril yang
tinggi sangat tidak nyaman.
Setelah berjalan sekitar 5 Km menyusuri lereng bukit yang banyak
ditumbuhi Edelweis, kita akan sampai di Watu Rejeng. Kita akan melihat
batu terjal yang sangat indah. Kita saksikan pemandangan yang sangat
indah ke arah lembah dan bukit-bukit yang ditumbuhi hutan cemara dan
pinus. Kadang kala kita dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak
semeru. Dari sini kita bisa menuju pos pendakian di Ranu Kumbolo yang
masih harus kita tempuh dengan jarak sekitar 4,5 Km.
Selain jalur yang biasa dilewati para pendaki melewati Watu Rejeng, juga
ada jalur pintas yang biasa dipakai para pendaki lokal, jalur ini
sangat curam dengan melintasi Gunung Ayek-ayek.
Setibanya di Ranu Kumbolo sebaiknya kita mendirikan tenda karena disini
terdapat danau yang memiliki air bersih, dan juga pemandangan disini
sangat indah. Biasanya pendaki akan betah berada disini, ditambah
pemandangan matahari terbit disela-sela bukit. Banyak terdapat ikan,
kadang burung belibis liar. Ranu Kumbolo berada pada ketinggian 2.400 m
dengan luas 14 ha.
Ranu Kumbolo - Oro Oro Ombo - Cemoro Kandang
Dari Ranu Kumbolo sebaiknya menyiapkan air sebanyak mungkin.
Meninggalkan Ranu Kumbolo kita mendaki bukit terjal, dengan pemandangan
yang sangat indah dibelakang ke arah danau. Di depan bukit kita
terbentang padang rumput yang luas yang dinamakan oro-oro ombo.
Oro-oro ombo dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat
indah, padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus
seperti di Eropa. Dari balik Gn. Kepolo tampak puncak Gn. Semeru
menyemburkan asap wedus gembel. Selanjutnya kita memasuki hutan Cemara
dimana kadang-kadang kita jumpai burung dan kijang. Banyak terdapat
pohon tumbang sehingga kita harus melangkahi atau menaikinya. Daerah ini
dinamakan Cemoro Kandang.
Cemoro Kandang - Pos Kalimati
Dari Cemoro Kandang kita akan menuju Pos Kalimati yang berada pada
ketinggian 2.700 m, disini kita dapat mendirikan tenda untuk
beristirahat dan mempersiapkan fisik. Kemudian meneruskan pendakian pada
pagi-pagi sekali pukul 24.00. Pos ini berupa padang rumput luas di tepi
hutan cemara, sehingga banyak tersedia ranting untuk membuat api
unggun. Terdapat mata air Sumber Mani, ke arah barat (kanan) menelusuri
pinggiran hutan Kalimati dengan menempuh jarak 1 jam pulang pergi.
Di Kalimati banyak terdapat tikus gunung bila kita mendirikan tenda dan
ingin tidur sebaiknya menyimpan makanan dalam satu tempat yang aman.
Pos Kalimati - Arcopodo
Untuk menuju Arcopodo kita berbelok ke kiri (Timur) berjalan sekitar 500
meter, kemudian berbelok ke kanan (Selatan) sedikit menuruni padang
rumput Kalimati. Arcopodo berjarak 1 jam dari Kalimati melewati hutan
cemara yang sangat curam, dengan tanah yang mudah longsor dan berdebu.
Dapat juga kita berkemah di Arcopodo, tetapi kondisi tanahnya kurang
stabil dan sering longsor. Sebaiknya menggunakan kacamata dan penutup
hidung karena banyak abu beterbangan. Arcopodo berada pada ketinggian
2.900m. Arcopodo adalah wilayah vegetasi terakhir di Gunung Semeru,
selebihnya kita akan melewati bukit pasir.
Arcopodo - Puncak Mahameru
Dari Arcopodo menuju puncak Semeru diperlukan waktu 3-4 jam (santai),
melewati bukit pasir yang sangat curam dan mudah merosot. Semua barang
bawaan sebaiknya kita tinggal di Arcopodo atau di Kalimati. Pendakian
menuju puncak dilakukan pagi-pagi sekali sekitar pukul 02.00 pagi dari
Arcopodo. Badan dalam kondisi segar, dan efektif dalam menggunakan air.
Perjalanan pada siang hari medan yang dilalui terasa makin berat selain
terasa panas juga pasir akan gembur bila terkena panas.
Siang hari angin cendurung ke arah utara menuju puncak membawa gas
beracun dari Kawah Jonggring Saloka. Di puncak Gunung Mahameru (Semeru)
pendaki disarankan untuk tidak menuju kawah Jonggring Saloko, juga
dilarang mendaki dari sisi sebelah selatan, karena adanya gas beracun
dan aliran lahar. Suhu dipuncak Mahameru berkisar 4 - 10 derajad
Celcius, pada puncak musim kemarau minus 0 derajat Celcius, dan dijumpai
kristal-kristal es. Cuaca sering berkabut terutama pada siang, sore dan
malam hari.
Jalur Pendakian Ayek-Ayek
Puncak Mahameru bisa juga ditempuh melalui jalur pintas yaitu Jalur
Gunung Ayek Ayek. Jalur ini biasanya dipakai oleh pendaki lokal, kondisi
jalur sangat curam dan cukup berbahaya. Untuk menemukan jalur ini dari
desa Ranu Pane perjalanan bisa dimulai dengan melintasi kebun sayuran
penduduk yang berupa tanaman bawang dan kol (kubis). Melintasi kawasan
kebun sayuran di siang hari terasa panas dan berdebu sehingga akan lebih
baik jika pendaki mengenakan kacamata dan masker penutup hidung.
Jalur agak landai dan sedikit berdebu melintasi kawasan hutan yang
didominasi oleh tanaman penghijauan berupa akasi dan cemara gunung.
Jalur selanjutnya mulai menanjak curam menyusuri salah satu punggungan
gunung Ayek-ayek. Di sepanjang jalur ini kadangkala dapat ditemukan
jejak-jejak kaki dan kotoran binatang. Burung dan aneka satwa seringkali
terlihat berada disekitar jalur ini.
Mendekati puncak gunung Ayek-Ayek pohon cemara tumbuh agak berjauhan
sehingga pendaki dapat melihat ke bawah ke arah desa ranu pane. Desa
Ngadas juga nampak sangat jelas. Pendaki dapat beristirahat di celah
gunung untuk berlindung dari hembusan angin. Di tempat ini pendaki juga
bisa melihat dinding gunung tengger yang mengelilingi gunung Bromo,
kadang kala terlihat kepulan asap yang berasal dari gunung Bromo.
Setelah melintasi celah gunung yang agak licin dan berbatu pendaki harus
menyusuri sisi gunung Ayek-ayek agak melingkar ke arah kanan. Di
samping kiri adalah jurang terbuka yang menghadap ke bukit-bukit yang
ditumbuhi rumput, bila pendakian dilakukan di siang akan terasa sangat
panas. Di kejauhan kita dapat menyaksikan puncak mahameru yang
bersembunyi di balik gunung Kepolo, sekali-kali nampak gunung Semeru
menyemburkan asap wedus gembel. Jalur mulai menurun tetapi perlu tetap
waspada karena rawan longsor.
Tumbuhan yang ada berupa rumput dan cemara yag diselingin Edelweis.
Masih dalam posisi menyusuri tebing terjal sekitar 30 menit kita akan
tiba di tempat yang agak datar, celah yang cukup luas pertemuan dua
gunung. Di sini pendaki dapat beristirahat sejenak melepaskan lelah.
Beberapa tanaman Edelweis tumbuh cukup tinggi sehingga dapat digunakan
untuk berteduh dari sengatan matahari.Setelah puas beristirahat
perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri tebing terjal yang agak
melingkar ke arah kiri.
Tumbuhan yang ada berupa rumput yang agak rapat dan tebal, beberapa
pohon cemara tumbuh agak berjauhan di sepanjang jalur. Di sepanjang
jalur ini pendaki tidak bisa saling mendahului sehingga harus berjalan
satu persatu. Sekitar 30 menit menyusuri tepian tebing terjal akan
tampak di depan kita bukit dan padang rumput yang sangat luas.
Sampailah kita di padang rumput yang sangat luas yang disebut Pangonan
Cilik.Pemandangan di pagi hari dan sore hari di tempat ini sangat indah
luar biasa, kita tidak akan bosan memandangi bukit-bukit yang ditumbuhi
rumput. Padang rumput ini dikelilingin tebing-tebing yang ditumbuhi
pohon cemara dan edelweis. Sekitar 45 menit melintasi padang rumput
selanjutnya berbelok ke arah kiri maka sampailah kita di sebuah danau
yang sangat luas yang disebut danau Ranu Kumbolo.
Angin bertiup kencang, pada bulan Desember - Januari sering ada badai.
Terjadi letusan Wedus Gembel setiap 15-30 menit pada puncak gunung
Semeru yang masih aktif. Pada bulan Nopember 1997 Gn.Semeru meletus
sebanyak 2990 kali. Siang hari arah angin menuju puncak, untuk itu
hindari datang siang hari di puncak, karena gas beracun dan letusan
mengarah ke puncak.
Letusan berupa asap putih, kelabu sampai hitam dengan tinggi letusan
300-800 meter. Materi yang keluar pada setiap letusan berupa abu, pasir,
kerikil, bahkan batu-batu panas menyala yang sangat berbahaya apabila
pendaki terlalu dekat. Pada awal tahun 1994 lahar panas mengaliri lereng
selatan Gn.Semeru dan meminta beberapa korban jiwa, pemandangan sungai
panas yang berkelok- kelok menuju ke laut ini menjadi tontonan yang
sangat menarik.
Pendakian sebaiknya dilakukan pada musim kemarau yaitu bulan Juni,
Juli, Agustus, dan September. Sebaiknya tidak mendaki pada musim hujan
karena sering terjadi badai dan tanah longsor
- See more at:
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html#sthash.NgnmZzB8.dpuf
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun
Gunung semeru merupakan
gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan puncak tertingginya Mahameru
(3.676 mdpl). Salah satu rute yang sangat diminati pendaki. Biasanya
pendaki akan betah digunung ini karena pemandangannya yang indah.
Terutama disekitar ranu kumbolo.
Desa terakhir yang harus kita lewati untuk menuju puncak Mahameru adalah
desa Ranu Pane. Untuk menuju Ranupane bisa dari kota malang atau
lumajang. Dari terminal kota malang naik angkutan umum menuju desa
Tumpang. Dilanjutkan dengan Jip atau Truk Sayuran yang banyak terdapat
di belakang pasar terminal Tumpang. Di Ranu Pane terdapat Pos
pemeriksaan, warung dan pondok penginapan. Pendaki juga dapat bermalam
di Pos penjagaan. Di Pos Ranu Pani juga terdapat dua buah danau yakni
danau (ranu) pani (1 ha) dan ranu regulo (0,75 ha). Terletak pada
ketinggian 2.200 mdpl.
Ada dua jalur yang bisa ditempuh dari Desa Ranu Pane menuju Mahameru.
Tetapi kedua jalur tersebut akan bertemu di Ranu Kumbolo.
Jalur Pendakian Gunung Semeru via Watu Rejeng.
Jalur Pendakian Gunung Semeru via Gunung Ayek-Ayek.
Peta Dua Jalur Pendakian Gunung semeru
Jalur Pendakian Watu Rejeng
Ranu Pane - Watu Rejeng - Ranu Kumbolo
Biasanya bagi pendaki yang baru pertama kali ke gunung Semeru akan sulit
menemukan jalur pendakian, kadang malah hanya berputar disekitar desa
Ranu Pane. Sebaiknya setelah menemukan gapura selamat datang, perhatikan
terus ke kiri ke arah bukit, jangan mengikuti jalanan yang lebar ke
arah kebun penduduk.
Jalur awal yang kita lalui cukup landai, menyusuri lereng bukit yang
didominasi tumbuhan alang-alang.Tidak ada tanda penunjuk arah jalan,
tetapi terdapat tanda ukuran jarak pada setiap 100m, kita ikuti saja
tanda ini. Kadang terdapat pohon tumbang, dan ranting-ranting diatas
kepala, sehingga kita harus sering merundukkan kepala, tas keril yang
tinggi sangat tidak nyaman.
Setelah berjalan sekitar 5 Km menyusuri lereng bukit yang banyak
ditumbuhi Edelweis, kita akan sampai di Watu Rejeng. Kita akan melihat
batu terjal yang sangat indah. Kita saksikan pemandangan yang sangat
indah ke arah lembah dan bukit-bukit yang ditumbuhi hutan cemara dan
pinus. Kadang kala kita dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak
semeru. Dari sini kita bisa menuju pos pendakian di Ranu Kumbolo yang
masih harus kita tempuh dengan jarak sekitar 4,5 Km.
Selain jalur yang biasa dilewati para pendaki melewati Watu Rejeng, juga
ada jalur pintas yang biasa dipakai para pendaki lokal, jalur ini
sangat curam dengan melintasi Gunung Ayek-ayek.
Setibanya di Ranu Kumbolo sebaiknya kita mendirikan tenda karena disini
terdapat danau yang memiliki air bersih, dan juga pemandangan disini
sangat indah. Biasanya pendaki akan betah berada disini, ditambah
pemandangan matahari terbit disela-sela bukit. Banyak terdapat ikan,
kadang burung belibis liar. Ranu Kumbolo berada pada ketinggian 2.400 m
dengan luas 14 ha.
Ranu Kumbolo - Oro Oro Ombo - Cemoro Kandang
Dari Ranu Kumbolo sebaiknya menyiapkan air sebanyak mungkin.
Meninggalkan Ranu Kumbolo kita mendaki bukit terjal, dengan pemandangan
yang sangat indah dibelakang ke arah danau. Di depan bukit kita
terbentang padang rumput yang luas yang dinamakan oro-oro ombo.
Oro-oro ombo dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat
indah, padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus
seperti di Eropa. Dari balik Gn. Kepolo tampak puncak Gn. Semeru
menyemburkan asap wedus gembel. Selanjutnya kita memasuki hutan Cemara
dimana kadang-kadang kita jumpai burung dan kijang. Banyak terdapat
pohon tumbang sehingga kita harus melangkahi atau menaikinya. Daerah ini
dinamakan Cemoro Kandang.
Cemoro Kandang - Pos Kalimati
Dari Cemoro Kandang kita akan menuju Pos Kalimati yang berada pada
ketinggian 2.700 m, disini kita dapat mendirikan tenda untuk
beristirahat dan mempersiapkan fisik. Kemudian meneruskan pendakian pada
pagi-pagi sekali pukul 24.00. Pos ini berupa padang rumput luas di tepi
hutan cemara, sehingga banyak tersedia ranting untuk membuat api
unggun. Terdapat mata air Sumber Mani, ke arah barat (kanan) menelusuri
pinggiran hutan Kalimati dengan menempuh jarak 1 jam pulang pergi.
Di Kalimati banyak terdapat tikus gunung bila kita mendirikan tenda dan
ingin tidur sebaiknya menyimpan makanan dalam satu tempat yang aman.
Pos Kalimati - Arcopodo
Untuk menuju Arcopodo kita berbelok ke kiri (Timur) berjalan sekitar 500
meter, kemudian berbelok ke kanan (Selatan) sedikit menuruni padang
rumput Kalimati. Arcopodo berjarak 1 jam dari Kalimati melewati hutan
cemara yang sangat curam, dengan tanah yang mudah longsor dan berdebu.
Dapat juga kita berkemah di Arcopodo, tetapi kondisi tanahnya kurang
stabil dan sering longsor. Sebaiknya menggunakan kacamata dan penutup
hidung karena banyak abu beterbangan. Arcopodo berada pada ketinggian
2.900m. Arcopodo adalah wilayah vegetasi terakhir di Gunung Semeru,
selebihnya kita akan melewati bukit pasir.
Arcopodo - Puncak Mahameru
Dari Arcopodo menuju puncak Semeru diperlukan waktu 3-4 jam (santai),
melewati bukit pasir yang sangat curam dan mudah merosot. Semua barang
bawaan sebaiknya kita tinggal di Arcopodo atau di Kalimati. Pendakian
menuju puncak dilakukan pagi-pagi sekali sekitar pukul 02.00 pagi dari
Arcopodo. Badan dalam kondisi segar, dan efektif dalam menggunakan air.
Perjalanan pada siang hari medan yang dilalui terasa makin berat selain
terasa panas juga pasir akan gembur bila terkena panas.
Siang hari angin cendurung ke arah utara menuju puncak membawa gas
beracun dari Kawah Jonggring Saloka. Di puncak Gunung Mahameru (Semeru)
pendaki disarankan untuk tidak menuju kawah Jonggring Saloko, juga
dilarang mendaki dari sisi sebelah selatan, karena adanya gas beracun
dan aliran lahar. Suhu dipuncak Mahameru berkisar 4 - 10 derajad
Celcius, pada puncak musim kemarau minus 0 derajat Celcius, dan dijumpai
kristal-kristal es. Cuaca sering berkabut terutama pada siang, sore dan
malam hari.
Jalur Pendakian Ayek-Ayek
Puncak Mahameru bisa juga ditempuh melalui jalur pintas yaitu Jalur
Gunung Ayek Ayek. Jalur ini biasanya dipakai oleh pendaki lokal, kondisi
jalur sangat curam dan cukup berbahaya. Untuk menemukan jalur ini dari
desa Ranu Pane perjalanan bisa dimulai dengan melintasi kebun sayuran
penduduk yang berupa tanaman bawang dan kol (kubis). Melintasi kawasan
kebun sayuran di siang hari terasa panas dan berdebu sehingga akan lebih
baik jika pendaki mengenakan kacamata dan masker penutup hidung.
Jalur agak landai dan sedikit berdebu melintasi kawasan hutan yang
didominasi oleh tanaman penghijauan berupa akasi dan cemara gunung.
Jalur selanjutnya mulai menanjak curam menyusuri salah satu punggungan
gunung Ayek-ayek. Di sepanjang jalur ini kadangkala dapat ditemukan
jejak-jejak kaki dan kotoran binatang. Burung dan aneka satwa seringkali
terlihat berada disekitar jalur ini.
Mendekati puncak gunung Ayek-Ayek pohon cemara tumbuh agak berjauhan
sehingga pendaki dapat melihat ke bawah ke arah desa ranu pane. Desa
Ngadas juga nampak sangat jelas. Pendaki dapat beristirahat di celah
gunung untuk berlindung dari hembusan angin. Di tempat ini pendaki juga
bisa melihat dinding gunung tengger yang mengelilingi gunung Bromo,
kadang kala terlihat kepulan asap yang berasal dari gunung Bromo.
Setelah melintasi celah gunung yang agak licin dan berbatu pendaki harus
menyusuri sisi gunung Ayek-ayek agak melingkar ke arah kanan. Di
samping kiri adalah jurang terbuka yang menghadap ke bukit-bukit yang
ditumbuhi rumput, bila pendakian dilakukan di siang akan terasa sangat
panas. Di kejauhan kita dapat menyaksikan puncak mahameru yang
bersembunyi di balik gunung Kepolo, sekali-kali nampak gunung Semeru
menyemburkan asap wedus gembel. Jalur mulai menurun tetapi perlu tetap
waspada karena rawan longsor.
Tumbuhan yang ada berupa rumput dan cemara yag diselingin Edelweis.
Masih dalam posisi menyusuri tebing terjal sekitar 30 menit kita akan
tiba di tempat yang agak datar, celah yang cukup luas pertemuan dua
gunung. Di sini pendaki dapat beristirahat sejenak melepaskan lelah.
Beberapa tanaman Edelweis tumbuh cukup tinggi sehingga dapat digunakan
untuk berteduh dari sengatan matahari.Setelah puas beristirahat
perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri tebing terjal yang agak
melingkar ke arah kiri.
Tumbuhan yang ada berupa rumput yang agak rapat dan tebal, beberapa
pohon cemara tumbuh agak berjauhan di sepanjang jalur. Di sepanjang
jalur ini pendaki tidak bisa saling mendahului sehingga harus berjalan
satu persatu. Sekitar 30 menit menyusuri tepian tebing terjal akan
tampak di depan kita bukit dan padang rumput yang sangat luas.
Sampailah kita di padang rumput yang sangat luas yang disebut Pangonan
Cilik.Pemandangan di pagi hari dan sore hari di tempat ini sangat indah
luar biasa, kita tidak akan bosan memandangi bukit-bukit yang ditumbuhi
rumput. Padang rumput ini dikelilingin tebing-tebing yang ditumbuhi
pohon cemara dan edelweis. Sekitar 45 menit melintasi padang rumput
selanjutnya berbelok ke arah kiri maka sampailah kita di sebuah danau
yang sangat luas yang disebut danau Ranu Kumbolo.
Angin bertiup kencang, pada bulan Desember - Januari sering ada badai.
Terjadi letusan Wedus Gembel setiap 15-30 menit pada puncak gunung
Semeru yang masih aktif. Pada bulan Nopember 1997 Gn.Semeru meletus
sebanyak 2990 kali. Siang hari arah angin menuju puncak, untuk itu
hindari datang siang hari di puncak, karena gas beracun dan letusan
mengarah ke puncak.
Letusan berupa asap putih, kelabu sampai hitam dengan tinggi letusan
300-800 meter. Materi yang keluar pada setiap letusan berupa abu, pasir,
kerikil, bahkan batu-batu panas menyala yang sangat berbahaya apabila
pendaki terlalu dekat. Pada awal tahun 1994 lahar panas mengaliri lereng
selatan Gn.Semeru dan meminta beberapa korban jiwa, pemandangan sungai
panas yang berkelok- kelok menuju ke laut ini menjadi tontonan yang
sangat menarik.
Pendakian sebaiknya dilakukan pada musim kemarau yaitu bulan Juni,
Juli, Agustus, dan September. Sebaiknya tidak mendaki pada musim hujan
karena sering terjadi badai dan tanah longsor
- See more at:
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html#sthash.NgnmZzB8.dpuf
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun
Gunung semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan puncak
tertingginya Mahameru (3.676 mdpl). Salah satu rute yang sangat diminati
pendaki. Biasanya pendaki akan betah digunung ini karena pemandangannya
yang indah. Terutama disekitar ranu kumbolo.
Desa terakhir yang harus kita lewati untuk menuju puncak Mahameru adalah
desa Ranu Pane. Untuk menuju Ranupane bisa dari kota malang atau
lumajang. Dari terminal kota malang naik angkutan umum menuju desa
Tumpang. Dilanjutkan dengan Jip atau Truk Sayuran yang banyak terdapat
di belakang pasar terminal Tumpang. Di Ranu Pane terdapat Pos
pemeriksaan, warung dan pondok penginapan. Pendaki juga dapat bermalam
di Pos penjagaan. Di Pos Ranu Pani juga terdapat dua buah danau yakni
danau (ranu) pani (1 ha) dan ranu regulo (0,75 ha). Terletak pada
ketinggian 2.200 mdpl.
Ada dua jalur yang bisa ditempuh dari Desa Ranu Pane menuju Mahameru.
Tetapi kedua jalur tersebut akan bertemu di Ranu Kumbolo.
Jalur Pendakian Gunung Semeru via Watu Rejeng.
Jalur Pendakian Gunung Semeru via Gunung Ayek-Ayek.
Peta Dua Jalur Pendakian Gunung semeru
Jalur Pendakian Watu Rejeng
Ranu Pane - Watu Rejeng - Ranu Kumbolo
Biasanya bagi pendaki yang baru pertama kali ke gunung Semeru akan sulit
menemukan jalur pendakian, kadang malah hanya berputar disekitar desa
Ranu Pane. Sebaiknya setelah menemukan gapura selamat datang, perhatikan
terus ke kiri ke arah bukit, jangan mengikuti jalanan yang lebar ke
arah kebun penduduk.
Jalur awal yang kita lalui cukup landai, menyusuri lereng bukit yang
didominasi tumbuhan alang-alang.Tidak ada tanda penunjuk arah jalan,
tetapi terdapat tanda ukuran jarak pada setiap 100m, kita ikuti saja
tanda ini. Kadang terdapat pohon tumbang, dan ranting-ranting diatas
kepala, sehingga kita harus sering merundukkan kepala, tas keril yang
tinggi sangat tidak nyaman.
Setelah berjalan sekitar 5 Km menyusuri lereng bukit yang banyak
ditumbuhi Edelweis, kita akan sampai di Watu Rejeng. Kita akan melihat
batu terjal yang sangat indah. Kita saksikan pemandangan yang sangat
indah ke arah lembah dan bukit-bukit yang ditumbuhi hutan cemara dan
pinus. Kadang kala kita dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak
semeru. Dari sini kita bisa menuju pos pendakian di Ranu Kumbolo yang
masih harus kita tempuh dengan jarak sekitar 4,5 Km.
Selain jalur yang biasa dilewati para pendaki melewati Watu Rejeng, juga
ada jalur pintas yang biasa dipakai para pendaki lokal, jalur ini
sangat curam dengan melintasi Gunung Ayek-ayek.
Setibanya di Ranu Kumbolo sebaiknya kita mendirikan tenda karena disini
terdapat danau yang memiliki air bersih, dan juga pemandangan disini
sangat indah. Biasanya pendaki akan betah berada disini, ditambah
pemandangan matahari terbit disela-sela bukit. Banyak terdapat ikan,
kadang burung belibis liar. Ranu Kumbolo berada pada ketinggian 2.400 m
dengan luas 14 ha.
Ranu Kumbolo - Oro Oro Ombo - Cemoro Kandang
Dari Ranu Kumbolo sebaiknya menyiapkan air sebanyak mungkin.
Meninggalkan Ranu Kumbolo kita mendaki bukit terjal, dengan pemandangan
yang sangat indah dibelakang ke arah danau. Di depan bukit kita
terbentang padang rumput yang luas yang dinamakan oro-oro ombo.
Oro-oro ombo dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat
indah, padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus
seperti di Eropa. Dari balik Gn. Kepolo tampak puncak Gn. Semeru
menyemburkan asap wedus gembel. Selanjutnya kita memasuki hutan Cemara
dimana kadang-kadang kita jumpai burung dan kijang. Banyak terdapat
pohon tumbang sehingga kita harus melangkahi atau menaikinya. Daerah ini
dinamakan Cemoro Kandang.
Cemoro Kandang - Pos Kalimati
Dari Cemoro Kandang kita akan menuju Pos Kalimati yang berada pada
ketinggian 2.700 m, disini kita dapat mendirikan tenda untuk
beristirahat dan mempersiapkan fisik. Kemudian meneruskan pendakian pada
pagi-pagi sekali pukul 24.00. Pos ini berupa padang rumput luas di tepi
hutan cemara, sehingga banyak tersedia ranting untuk membuat api
unggun. Terdapat mata air Sumber Mani, ke arah barat (kanan) menelusuri
pinggiran hutan Kalimati dengan menempuh jarak 1 jam pulang pergi.
Di Kalimati banyak terdapat tikus gunung bila kita mendirikan tenda dan
ingin tidur sebaiknya menyimpan makanan dalam satu tempat yang aman.
Pos Kalimati - Arcopodo
Untuk menuju Arcopodo kita berbelok ke kiri (Timur) berjalan sekitar 500
meter, kemudian berbelok ke kanan (Selatan) sedikit menuruni padang
rumput Kalimati. Arcopodo berjarak 1 jam dari Kalimati melewati hutan
cemara yang sangat curam, dengan tanah yang mudah longsor dan berdebu.
Dapat juga kita berkemah di Arcopodo, tetapi kondisi tanahnya kurang
stabil dan sering longsor. Sebaiknya menggunakan kacamata dan penutup
hidung karena banyak abu beterbangan. Arcopodo berada pada ketinggian
2.900m. Arcopodo adalah wilayah vegetasi terakhir di Gunung Semeru,
selebihnya kita akan melewati bukit pasir.
Arcopodo - Puncak Mahameru
Dari Arcopodo menuju puncak Semeru diperlukan waktu 3-4 jam (santai),
melewati bukit pasir yang sangat curam dan mudah merosot. Semua barang
bawaan sebaiknya kita tinggal di Arcopodo atau di Kalimati. Pendakian
menuju puncak dilakukan pagi-pagi sekali sekitar pukul 02.00 pagi dari
Arcopodo. Badan dalam kondisi segar, dan efektif dalam menggunakan air.
Perjalanan pada siang hari medan yang dilalui terasa makin berat selain
terasa panas juga pasir akan gembur bila terkena panas.
Siang hari angin cendurung ke arah utara menuju puncak membawa gas
beracun dari Kawah Jonggring Saloka. Di puncak Gunung Mahameru (Semeru)
pendaki disarankan untuk tidak menuju kawah Jonggring Saloko, juga
dilarang mendaki dari sisi sebelah selatan, karena adanya gas beracun
dan aliran lahar. Suhu dipuncak Mahameru berkisar 4 - 10 derajad
Celcius, pada puncak musim kemarau minus 0 derajat Celcius, dan dijumpai
kristal-kristal es. Cuaca sering berkabut terutama pada siang, sore dan
malam hari.
Jalur Pendakian Ayek-Ayek
Puncak Mahameru bisa juga ditempuh melalui jalur pintas yaitu Jalur
Gunung Ayek Ayek. Jalur ini biasanya dipakai oleh pendaki lokal, kondisi
jalur sangat curam dan cukup berbahaya. Untuk menemukan jalur ini dari
desa Ranu Pane perjalanan bisa dimulai dengan melintasi kebun sayuran
penduduk yang berupa tanaman bawang dan kol (kubis). Melintasi kawasan
kebun sayuran di siang hari terasa panas dan berdebu sehingga akan lebih
baik jika pendaki mengenakan kacamata dan masker penutup hidung.
Jalur agak landai dan sedikit berdebu melintasi kawasan hutan yang
didominasi oleh tanaman penghijauan berupa akasi dan cemara gunung.
Jalur selanjutnya mulai menanjak curam menyusuri salah satu punggungan
gunung Ayek-ayek. Di sepanjang jalur ini kadangkala dapat ditemukan
jejak-jejak kaki dan kotoran binatang. Burung dan aneka satwa seringkali
terlihat berada disekitar jalur ini.
Mendekati puncak gunung Ayek-Ayek pohon cemara tumbuh agak berjauhan
sehingga pendaki dapat melihat ke bawah ke arah desa ranu pane. Desa
Ngadas juga nampak sangat jelas. Pendaki dapat beristirahat di celah
gunung untuk berlindung dari hembusan angin. Di tempat ini pendaki juga
bisa melihat dinding gunung tengger yang mengelilingi gunung Bromo,
kadang kala terlihat kepulan asap yang berasal dari gunung Bromo.
Setelah melintasi celah gunung yang agak licin dan berbatu pendaki harus
menyusuri sisi gunung Ayek-ayek agak melingkar ke arah kanan. Di
samping kiri adalah jurang terbuka yang menghadap ke bukit-bukit yang
ditumbuhi rumput, bila pendakian dilakukan di siang akan terasa sangat
panas. Di kejauhan kita dapat menyaksikan puncak mahameru yang
bersembunyi di balik gunung Kepolo, sekali-kali nampak gunung Semeru
menyemburkan asap wedus gembel. Jalur mulai menurun tetapi perlu tetap
waspada karena rawan longsor.
Tumbuhan yang ada berupa rumput dan cemara yag diselingin Edelweis.
Masih dalam posisi menyusuri tebing terjal sekitar 30 menit kita akan
tiba di tempat yang agak datar, celah yang cukup luas pertemuan dua
gunung. Di sini pendaki dapat beristirahat sejenak melepaskan lelah.
Beberapa tanaman Edelweis tumbuh cukup tinggi sehingga dapat digunakan
untuk berteduh dari sengatan matahari.Setelah puas beristirahat
perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri tebing terjal yang agak
melingkar ke arah kiri.
Tumbuhan yang ada berupa rumput yang agak rapat dan tebal, beberapa
pohon cemara tumbuh agak berjauhan di sepanjang jalur. Di sepanjang
jalur ini pendaki tidak bisa saling mendahului sehingga harus berjalan
satu persatu. Sekitar 30 menit menyusuri tepian tebing terjal akan
tampak di depan kita bukit dan padang rumput yang sangat luas.
Sampailah kita di padang rumput yang sangat luas yang disebut Pangonan
Cilik.Pemandangan di pagi hari dan sore hari di tempat ini sangat indah
luar biasa, kita tidak akan bosan memandangi bukit-bukit yang ditumbuhi
rumput. Padang rumput ini dikelilingin tebing-tebing yang ditumbuhi
pohon cemara dan edelweis. Sekitar 45 menit melintasi padang rumput
selanjutnya berbelok ke arah kiri maka sampailah kita di sebuah danau
yang sangat luas yang disebut danau Ranu Kumbolo.
Angin bertiup kencang, pada bulan Desember - Januari sering ada badai.
Terjadi letusan Wedus Gembel setiap 15-30 menit pada puncak gunung
Semeru yang masih aktif. Pada bulan Nopember 1997 Gn.Semeru meletus
sebanyak 2990 kali. Siang hari arah angin menuju puncak, untuk itu
hindari datang siang hari di puncak, karena gas beracun dan letusan
mengarah ke puncak.
Letusan berupa asap putih, kelabu sampai hitam dengan tinggi letusan
300-800 meter. Materi yang keluar pada setiap letusan berupa abu, pasir,
kerikil, bahkan batu-batu panas menyala yang sangat berbahaya apabila
pendaki terlalu dekat. Pada awal tahun 1994 lahar panas mengaliri lereng
selatan Gn.Semeru dan meminta beberapa korban jiwa, pemandangan sungai
panas yang berkelok- kelok menuju ke laut ini menjadi tontonan yang
sangat menarik.
Pendakian sebaiknya dilakukan pada musim kemarau yaitu bulan Juni,
Juli, Agustus, dan September. Sebaiknya tidak mendaki pada musim hujan
karena sering terjadi badai dan tanah longsor
- See more at:
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html#sthash.dz1aKR9f.dpuf
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun
Gunung semeru merupakan
gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan puncak tertingginya Mahameru
(3.676 mdpl). Salah satu rute yang sangat diminati pendaki. Biasanya
pendaki akan betah digunung ini karena pemandangannya yang indah.
Terutama disekitar ranu kumbolo.
Desa terakhir yang harus kita lewati untuk menuju puncak Mahameru adalah
desa Ranu Pane. Untuk menuju Ranupane bisa dari kota malang atau
lumajang. Dari terminal kota malang naik angkutan umum menuju desa
Tumpang. Dilanjutkan dengan Jip atau Truk Sayuran yang banyak terdapat
di belakang pasar terminal Tumpang. Di Ranu Pane terdapat Pos
pemeriksaan, warung dan pondok penginapan. Pendaki juga dapat bermalam
di Pos penjagaan. Di Pos Ranu Pani juga terdapat dua buah danau yakni
danau (ranu) pani (1 ha) dan ranu regulo (0,75 ha). Terletak pada
ketinggian 2.200 mdpl.
Ada dua jalur yang bisa ditempuh dari Desa Ranu Pane menuju Mahameru.
Tetapi kedua jalur tersebut akan bertemu di Ranu Kumbolo.
Jalur Pendakian Gunung Semeru via Watu Rejeng.
Jalur Pendakian Gunung Semeru via Gunung Ayek-Ayek.
Peta Dua Jalur Pendakian Gunung semeru
Jalur Pendakian Watu Rejeng
Ranu Pane - Watu Rejeng - Ranu Kumbolo
Biasanya bagi pendaki yang baru pertama kali ke gunung Semeru akan sulit
menemukan jalur pendakian, kadang malah hanya berputar disekitar desa
Ranu Pane. Sebaiknya setelah menemukan gapura selamat datang, perhatikan
terus ke kiri ke arah bukit, jangan mengikuti jalanan yang lebar ke
arah kebun penduduk.
Jalur awal yang kita lalui cukup landai, menyusuri lereng bukit yang
didominasi tumbuhan alang-alang.Tidak ada tanda penunjuk arah jalan,
tetapi terdapat tanda ukuran jarak pada setiap 100m, kita ikuti saja
tanda ini. Kadang terdapat pohon tumbang, dan ranting-ranting diatas
kepala, sehingga kita harus sering merundukkan kepala, tas keril yang
tinggi sangat tidak nyaman.
Setelah berjalan sekitar 5 Km menyusuri lereng bukit yang banyak
ditumbuhi Edelweis, kita akan sampai di Watu Rejeng. Kita akan melihat
batu terjal yang sangat indah. Kita saksikan pemandangan yang sangat
indah ke arah lembah dan bukit-bukit yang ditumbuhi hutan cemara dan
pinus. Kadang kala kita dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak
semeru. Dari sini kita bisa menuju pos pendakian di Ranu Kumbolo yang
masih harus kita tempuh dengan jarak sekitar 4,5 Km.
Selain jalur yang biasa dilewati para pendaki melewati Watu Rejeng, juga
ada jalur pintas yang biasa dipakai para pendaki lokal, jalur ini
sangat curam dengan melintasi Gunung Ayek-ayek.
Setibanya di Ranu Kumbolo sebaiknya kita mendirikan tenda karena disini
terdapat danau yang memiliki air bersih, dan juga pemandangan disini
sangat indah. Biasanya pendaki akan betah berada disini, ditambah
pemandangan matahari terbit disela-sela bukit. Banyak terdapat ikan,
kadang burung belibis liar. Ranu Kumbolo berada pada ketinggian 2.400 m
dengan luas 14 ha.
Ranu Kumbolo - Oro Oro Ombo - Cemoro Kandang
Dari Ranu Kumbolo sebaiknya menyiapkan air sebanyak mungkin.
Meninggalkan Ranu Kumbolo kita mendaki bukit terjal, dengan pemandangan
yang sangat indah dibelakang ke arah danau. Di depan bukit kita
terbentang padang rumput yang luas yang dinamakan oro-oro ombo.
Oro-oro ombo dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat
indah, padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus
seperti di Eropa. Dari balik Gn. Kepolo tampak puncak Gn. Semeru
menyemburkan asap wedus gembel. Selanjutnya kita memasuki hutan Cemara
dimana kadang-kadang kita jumpai burung dan kijang. Banyak terdapat
pohon tumbang sehingga kita harus melangkahi atau menaikinya. Daerah ini
dinamakan Cemoro Kandang.
Cemoro Kandang - Pos Kalimati
Dari Cemoro Kandang kita akan menuju Pos Kalimati yang berada pada
ketinggian 2.700 m, disini kita dapat mendirikan tenda untuk
beristirahat dan mempersiapkan fisik. Kemudian meneruskan pendakian pada
pagi-pagi sekali pukul 24.00. Pos ini berupa padang rumput luas di tepi
hutan cemara, sehingga banyak tersedia ranting untuk membuat api
unggun. Terdapat mata air Sumber Mani, ke arah barat (kanan) menelusuri
pinggiran hutan Kalimati dengan menempuh jarak 1 jam pulang pergi.
Di Kalimati banyak terdapat tikus gunung bila kita mendirikan tenda dan
ingin tidur sebaiknya menyimpan makanan dalam satu tempat yang aman.
Pos Kalimati - Arcopodo
Untuk menuju Arcopodo kita berbelok ke kiri (Timur) berjalan sekitar 500
meter, kemudian berbelok ke kanan (Selatan) sedikit menuruni padang
rumput Kalimati. Arcopodo berjarak 1 jam dari Kalimati melewati hutan
cemara yang sangat curam, dengan tanah yang mudah longsor dan berdebu.
Dapat juga kita berkemah di Arcopodo, tetapi kondisi tanahnya kurang
stabil dan sering longsor. Sebaiknya menggunakan kacamata dan penutup
hidung karena banyak abu beterbangan. Arcopodo berada pada ketinggian
2.900m. Arcopodo adalah wilayah vegetasi terakhir di Gunung Semeru,
selebihnya kita akan melewati bukit pasir.
Arcopodo - Puncak Mahameru
Dari Arcopodo menuju puncak Semeru diperlukan waktu 3-4 jam (santai),
melewati bukit pasir yang sangat curam dan mudah merosot. Semua barang
bawaan sebaiknya kita tinggal di Arcopodo atau di Kalimati. Pendakian
menuju puncak dilakukan pagi-pagi sekali sekitar pukul 02.00 pagi dari
Arcopodo. Badan dalam kondisi segar, dan efektif dalam menggunakan air.
Perjalanan pada siang hari medan yang dilalui terasa makin berat selain
terasa panas juga pasir akan gembur bila terkena panas.
Siang hari angin cendurung ke arah utara menuju puncak membawa gas
beracun dari Kawah Jonggring Saloka. Di puncak Gunung Mahameru (Semeru)
pendaki disarankan untuk tidak menuju kawah Jonggring Saloko, juga
dilarang mendaki dari sisi sebelah selatan, karena adanya gas beracun
dan aliran lahar. Suhu dipuncak Mahameru berkisar 4 - 10 derajad
Celcius, pada puncak musim kemarau minus 0 derajat Celcius, dan dijumpai
kristal-kristal es. Cuaca sering berkabut terutama pada siang, sore dan
malam hari.
Jalur Pendakian Ayek-Ayek
Puncak Mahameru bisa juga ditempuh melalui jalur pintas yaitu Jalur
Gunung Ayek Ayek. Jalur ini biasanya dipakai oleh pendaki lokal, kondisi
jalur sangat curam dan cukup berbahaya. Untuk menemukan jalur ini dari
desa Ranu Pane perjalanan bisa dimulai dengan melintasi kebun sayuran
penduduk yang berupa tanaman bawang dan kol (kubis). Melintasi kawasan
kebun sayuran di siang hari terasa panas dan berdebu sehingga akan lebih
baik jika pendaki mengenakan kacamata dan masker penutup hidung.
Jalur agak landai dan sedikit berdebu melintasi kawasan hutan yang
didominasi oleh tanaman penghijauan berupa akasi dan cemara gunung.
Jalur selanjutnya mulai menanjak curam menyusuri salah satu punggungan
gunung Ayek-ayek. Di sepanjang jalur ini kadangkala dapat ditemukan
jejak-jejak kaki dan kotoran binatang. Burung dan aneka satwa seringkali
terlihat berada disekitar jalur ini.
Mendekati puncak gunung Ayek-Ayek pohon cemara tumbuh agak berjauhan
sehingga pendaki dapat melihat ke bawah ke arah desa ranu pane. Desa
Ngadas juga nampak sangat jelas. Pendaki dapat beristirahat di celah
gunung untuk berlindung dari hembusan angin. Di tempat ini pendaki juga
bisa melihat dinding gunung tengger yang mengelilingi gunung Bromo,
kadang kala terlihat kepulan asap yang berasal dari gunung Bromo.
Setelah melintasi celah gunung yang agak licin dan berbatu pendaki harus
menyusuri sisi gunung Ayek-ayek agak melingkar ke arah kanan. Di
samping kiri adalah jurang terbuka yang menghadap ke bukit-bukit yang
ditumbuhi rumput, bila pendakian dilakukan di siang akan terasa sangat
panas. Di kejauhan kita dapat menyaksikan puncak mahameru yang
bersembunyi di balik gunung Kepolo, sekali-kali nampak gunung Semeru
menyemburkan asap wedus gembel. Jalur mulai menurun tetapi perlu tetap
waspada karena rawan longsor.
Tumbuhan yang ada berupa rumput dan cemara yag diselingin Edelweis.
Masih dalam posisi menyusuri tebing terjal sekitar 30 menit kita akan
tiba di tempat yang agak datar, celah yang cukup luas pertemuan dua
gunung. Di sini pendaki dapat beristirahat sejenak melepaskan lelah.
Beberapa tanaman Edelweis tumbuh cukup tinggi sehingga dapat digunakan
untuk berteduh dari sengatan matahari.Setelah puas beristirahat
perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri tebing terjal yang agak
melingkar ke arah kiri.
Tumbuhan yang ada berupa rumput yang agak rapat dan tebal, beberapa
pohon cemara tumbuh agak berjauhan di sepanjang jalur. Di sepanjang
jalur ini pendaki tidak bisa saling mendahului sehingga harus berjalan
satu persatu. Sekitar 30 menit menyusuri tepian tebing terjal akan
tampak di depan kita bukit dan padang rumput yang sangat luas.
Sampailah kita di padang rumput yang sangat luas yang disebut Pangonan
Cilik.Pemandangan di pagi hari dan sore hari di tempat ini sangat indah
luar biasa, kita tidak akan bosan memandangi bukit-bukit yang ditumbuhi
rumput. Padang rumput ini dikelilingin tebing-tebing yang ditumbuhi
pohon cemara dan edelweis. Sekitar 45 menit melintasi padang rumput
selanjutnya berbelok ke arah kiri maka sampailah kita di sebuah danau
yang sangat luas yang disebut danau Ranu Kumbolo.
Angin bertiup kencang, pada bulan Desember - Januari sering ada badai.
Terjadi letusan Wedus Gembel setiap 15-30 menit pada puncak gunung
Semeru yang masih aktif. Pada bulan Nopember 1997 Gn.Semeru meletus
sebanyak 2990 kali. Siang hari arah angin menuju puncak, untuk itu
hindari datang siang hari di puncak, karena gas beracun dan letusan
mengarah ke puncak.
Letusan berupa asap putih, kelabu sampai hitam dengan tinggi letusan
300-800 meter. Materi yang keluar pada setiap letusan berupa abu, pasir,
kerikil, bahkan batu-batu panas menyala yang sangat berbahaya apabila
pendaki terlalu dekat. Pada awal tahun 1994 lahar panas mengaliri lereng
selatan Gn.Semeru dan meminta beberapa korban jiwa, pemandangan sungai
panas yang berkelok- kelok menuju ke laut ini menjadi tontonan yang
sangat menarik.
Pendakian sebaiknya dilakukan pada musim kemarau yaitu bulan Juni,
Juli, Agustus, dan September. Sebaiknya tidak mendaki pada musim hujan
karena sering terjadi badai dan tanah longsor
- See more at:
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html#sthash.NgnmZzB8.dpuf
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun
Gunung semeru merupakan
gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan puncak tertingginya Mahameru
(3.676 mdpl). Salah satu rute yang sangat diminati pendaki. Biasanya
pendaki akan betah digunung ini karena pemandangannya yang indah.
Terutama disekitar ranu kumbolo.
Desa terakhir yang harus kita lewati untuk menuju puncak Mahameru adalah
desa Ranu Pane. Untuk menuju Ranupane bisa dari kota malang atau
lumajang. Dari terminal kota malang naik angkutan umum menuju desa
Tumpang. Dilanjutkan dengan Jip atau Truk Sayuran yang banyak terdapat
di belakang pasar terminal Tumpang. Di Ranu Pane terdapat Pos
pemeriksaan, warung dan pondok penginapan. Pendaki juga dapat bermalam
di Pos penjagaan. Di Pos Ranu Pani juga terdapat dua buah danau yakni
danau (ranu) pani (1 ha) dan ranu regulo (0,75 ha). Terletak pada
ketinggian 2.200 mdpl.
Ada dua jalur yang bisa ditempuh dari Desa Ranu Pane menuju Mahameru.
Tetapi kedua jalur tersebut akan bertemu di Ranu Kumbolo.
Jalur Pendakian Gunung Semeru via Watu Rejeng.
Jalur Pendakian Gunung Semeru via Gunung Ayek-Ayek.
Peta Dua Jalur Pendakian Gunung semeru
Jalur Pendakian Watu Rejeng
Ranu Pane - Watu Rejeng - Ranu Kumbolo
Biasanya bagi pendaki yang baru pertama kali ke gunung Semeru akan sulit
menemukan jalur pendakian, kadang malah hanya berputar disekitar desa
Ranu Pane. Sebaiknya setelah menemukan gapura selamat datang, perhatikan
terus ke kiri ke arah bukit, jangan mengikuti jalanan yang lebar ke
arah kebun penduduk.
Jalur awal yang kita lalui cukup landai, menyusuri lereng bukit yang
didominasi tumbuhan alang-alang.Tidak ada tanda penunjuk arah jalan,
tetapi terdapat tanda ukuran jarak pada setiap 100m, kita ikuti saja
tanda ini. Kadang terdapat pohon tumbang, dan ranting-ranting diatas
kepala, sehingga kita harus sering merundukkan kepala, tas keril yang
tinggi sangat tidak nyaman.
Setelah berjalan sekitar 5 Km menyusuri lereng bukit yang banyak
ditumbuhi Edelweis, kita akan sampai di Watu Rejeng. Kita akan melihat
batu terjal yang sangat indah. Kita saksikan pemandangan yang sangat
indah ke arah lembah dan bukit-bukit yang ditumbuhi hutan cemara dan
pinus. Kadang kala kita dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak
semeru. Dari sini kita bisa menuju pos pendakian di Ranu Kumbolo yang
masih harus kita tempuh dengan jarak sekitar 4,5 Km.
Selain jalur yang biasa dilewati para pendaki melewati Watu Rejeng, juga
ada jalur pintas yang biasa dipakai para pendaki lokal, jalur ini
sangat curam dengan melintasi Gunung Ayek-ayek.
Setibanya di Ranu Kumbolo sebaiknya kita mendirikan tenda karena disini
terdapat danau yang memiliki air bersih, dan juga pemandangan disini
sangat indah. Biasanya pendaki akan betah berada disini, ditambah
pemandangan matahari terbit disela-sela bukit. Banyak terdapat ikan,
kadang burung belibis liar. Ranu Kumbolo berada pada ketinggian 2.400 m
dengan luas 14 ha.
Ranu Kumbolo - Oro Oro Ombo - Cemoro Kandang
Dari Ranu Kumbolo sebaiknya menyiapkan air sebanyak mungkin.
Meninggalkan Ranu Kumbolo kita mendaki bukit terjal, dengan pemandangan
yang sangat indah dibelakang ke arah danau. Di depan bukit kita
terbentang padang rumput yang luas yang dinamakan oro-oro ombo.
Oro-oro ombo dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat
indah, padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus
seperti di Eropa. Dari balik Gn. Kepolo tampak puncak Gn. Semeru
menyemburkan asap wedus gembel. Selanjutnya kita memasuki hutan Cemara
dimana kadang-kadang kita jumpai burung dan kijang. Banyak terdapat
pohon tumbang sehingga kita harus melangkahi atau menaikinya. Daerah ini
dinamakan Cemoro Kandang.
Cemoro Kandang - Pos Kalimati
Dari Cemoro Kandang kita akan menuju Pos Kalimati yang berada pada
ketinggian 2.700 m, disini kita dapat mendirikan tenda untuk
beristirahat dan mempersiapkan fisik. Kemudian meneruskan pendakian pada
pagi-pagi sekali pukul 24.00. Pos ini berupa padang rumput luas di tepi
hutan cemara, sehingga banyak tersedia ranting untuk membuat api
unggun. Terdapat mata air Sumber Mani, ke arah barat (kanan) menelusuri
pinggiran hutan Kalimati dengan menempuh jarak 1 jam pulang pergi.
Di Kalimati banyak terdapat tikus gunung bila kita mendirikan tenda dan
ingin tidur sebaiknya menyimpan makanan dalam satu tempat yang aman.
Pos Kalimati - Arcopodo
Untuk menuju Arcopodo kita berbelok ke kiri (Timur) berjalan sekitar 500
meter, kemudian berbelok ke kanan (Selatan) sedikit menuruni padang
rumput Kalimati. Arcopodo berjarak 1 jam dari Kalimati melewati hutan
cemara yang sangat curam, dengan tanah yang mudah longsor dan berdebu.
Dapat juga kita berkemah di Arcopodo, tetapi kondisi tanahnya kurang
stabil dan sering longsor. Sebaiknya menggunakan kacamata dan penutup
hidung karena banyak abu beterbangan. Arcopodo berada pada ketinggian
2.900m. Arcopodo adalah wilayah vegetasi terakhir di Gunung Semeru,
selebihnya kita akan melewati bukit pasir.
Arcopodo - Puncak Mahameru
Dari Arcopodo menuju puncak Semeru diperlukan waktu 3-4 jam (santai),
melewati bukit pasir yang sangat curam dan mudah merosot. Semua barang
bawaan sebaiknya kita tinggal di Arcopodo atau di Kalimati. Pendakian
menuju puncak dilakukan pagi-pagi sekali sekitar pukul 02.00 pagi dari
Arcopodo. Badan dalam kondisi segar, dan efektif dalam menggunakan air.
Perjalanan pada siang hari medan yang dilalui terasa makin berat selain
terasa panas juga pasir akan gembur bila terkena panas.
Siang hari angin cendurung ke arah utara menuju puncak membawa gas
beracun dari Kawah Jonggring Saloka. Di puncak Gunung Mahameru (Semeru)
pendaki disarankan untuk tidak menuju kawah Jonggring Saloko, juga
dilarang mendaki dari sisi sebelah selatan, karena adanya gas beracun
dan aliran lahar. Suhu dipuncak Mahameru berkisar 4 - 10 derajad
Celcius, pada puncak musim kemarau minus 0 derajat Celcius, dan dijumpai
kristal-kristal es. Cuaca sering berkabut terutama pada siang, sore dan
malam hari.
Jalur Pendakian Ayek-Ayek
Puncak Mahameru bisa juga ditempuh melalui jalur pintas yaitu Jalur
Gunung Ayek Ayek. Jalur ini biasanya dipakai oleh pendaki lokal, kondisi
jalur sangat curam dan cukup berbahaya. Untuk menemukan jalur ini dari
desa Ranu Pane perjalanan bisa dimulai dengan melintasi kebun sayuran
penduduk yang berupa tanaman bawang dan kol (kubis). Melintasi kawasan
kebun sayuran di siang hari terasa panas dan berdebu sehingga akan lebih
baik jika pendaki mengenakan kacamata dan masker penutup hidung.
Jalur agak landai dan sedikit berdebu melintasi kawasan hutan yang
didominasi oleh tanaman penghijauan berupa akasi dan cemara gunung.
Jalur selanjutnya mulai menanjak curam menyusuri salah satu punggungan
gunung Ayek-ayek. Di sepanjang jalur ini kadangkala dapat ditemukan
jejak-jejak kaki dan kotoran binatang. Burung dan aneka satwa seringkali
terlihat berada disekitar jalur ini.
Mendekati puncak gunung Ayek-Ayek pohon cemara tumbuh agak berjauhan
sehingga pendaki dapat melihat ke bawah ke arah desa ranu pane. Desa
Ngadas juga nampak sangat jelas. Pendaki dapat beristirahat di celah
gunung untuk berlindung dari hembusan angin. Di tempat ini pendaki juga
bisa melihat dinding gunung tengger yang mengelilingi gunung Bromo,
kadang kala terlihat kepulan asap yang berasal dari gunung Bromo.
Setelah melintasi celah gunung yang agak licin dan berbatu pendaki harus
menyusuri sisi gunung Ayek-ayek agak melingkar ke arah kanan. Di
samping kiri adalah jurang terbuka yang menghadap ke bukit-bukit yang
ditumbuhi rumput, bila pendakian dilakukan di siang akan terasa sangat
panas. Di kejauhan kita dapat menyaksikan puncak mahameru yang
bersembunyi di balik gunung Kepolo, sekali-kali nampak gunung Semeru
menyemburkan asap wedus gembel. Jalur mulai menurun tetapi perlu tetap
waspada karena rawan longsor.
Tumbuhan yang ada berupa rumput dan cemara yag diselingin Edelweis.
Masih dalam posisi menyusuri tebing terjal sekitar 30 menit kita akan
tiba di tempat yang agak datar, celah yang cukup luas pertemuan dua
gunung. Di sini pendaki dapat beristirahat sejenak melepaskan lelah.
Beberapa tanaman Edelweis tumbuh cukup tinggi sehingga dapat digunakan
untuk berteduh dari sengatan matahari.Setelah puas beristirahat
perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri tebing terjal yang agak
melingkar ke arah kiri.
Tumbuhan yang ada berupa rumput yang agak rapat dan tebal, beberapa
pohon cemara tumbuh agak berjauhan di sepanjang jalur. Di sepanjang
jalur ini pendaki tidak bisa saling mendahului sehingga harus berjalan
satu persatu. Sekitar 30 menit menyusuri tepian tebing terjal akan
tampak di depan kita bukit dan padang rumput yang sangat luas.
Sampailah kita di padang rumput yang sangat luas yang disebut Pangonan
Cilik.Pemandangan di pagi hari dan sore hari di tempat ini sangat indah
luar biasa, kita tidak akan bosan memandangi bukit-bukit yang ditumbuhi
rumput. Padang rumput ini dikelilingin tebing-tebing yang ditumbuhi
pohon cemara dan edelweis. Sekitar 45 menit melintasi padang rumput
selanjutnya berbelok ke arah kiri maka sampailah kita di sebuah danau
yang sangat luas yang disebut danau Ranu Kumbolo.
Angin bertiup kencang, pada bulan Desember - Januari sering ada badai.
Terjadi letusan Wedus Gembel setiap 15-30 menit pada puncak gunung
Semeru yang masih aktif. Pada bulan Nopember 1997 Gn.Semeru meletus
sebanyak 2990 kali. Siang hari arah angin menuju puncak, untuk itu
hindari datang siang hari di puncak, karena gas beracun dan letusan
mengarah ke puncak.
Letusan berupa asap putih, kelabu sampai hitam dengan tinggi letusan
300-800 meter. Materi yang keluar pada setiap letusan berupa abu, pasir,
kerikil, bahkan batu-batu panas menyala yang sangat berbahaya apabila
pendaki terlalu dekat. Pada awal tahun 1994 lahar panas mengaliri lereng
selatan Gn.Semeru dan meminta beberapa korban jiwa, pemandangan sungai
panas yang berkelok- kelok menuju ke laut ini menjadi tontonan yang
sangat menarik.
Pendakian sebaiknya dilakukan pada musim kemarau yaitu bulan Juni,
Juli, Agustus, dan September. Sebaiknya tidak mendaki pada musim hujan
karena sering terjadi badai dan tanah longsor
- See more at:
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html#sthash.NgnmZzB8.dpuf
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdunhn
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdunhn
Dari Cemoro Kandang
kita akan menuju Pos Kalimati yang berada pada ketinggian 2.700 m,
disini kita dapat mendirikan tenda untuk - See more at:
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html#sthash.dz1aKR9f.dpuf
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun
usan 300-
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun
usan 300-
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun
usan 300-
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun
Gunung semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan puncak
tertingginya Mahameru (3.676 mdpl). Salah satu rute yang sangat diminati
pendaki. Biasanya pendaki akan betah digunung ini karena pemandangannya
yang indah. Terutama disekitar ranu kumbolo.
Desa terakhir yang harus kita lewati untuk menuju puncak Mahameru adalah
desa Ranu Pane. Untuk menuju Ranupane bisa dari kota malang atau
lumajang. Dari terminal kota malang naik angkutan umum menuju desa
Tumpang. Dilanjutkan dengan Jip atau Truk Sayuran yang banyak terdapat
di belakang pasar terminal Tumpang. Di Ranu Pane terdapat Pos
pemeriksaan, warung dan pondok penginapan. Pendaki juga dapat bermalam
di Pos penjagaan. Di Pos Ranu Pani juga terdapat dua buah danau yakni
danau (ranu) pani (1 ha) dan ranu regulo (0,75 ha). Terletak pada
ketinggian 2.200 mdpl.
Ada dua jalur yang bisa ditempuh dari Desa Ranu Pane menuju Mahameru.
Tetapi kedua jalur tersebut akan bertemu di Ranu Kumbolo.
Jalur Pendakian Gunung Semeru via Watu Rejeng.
Jalur Pendakian Gunung Semeru via Gunung Ayek-Ayek.
Peta Dua Jalur Pendakian Gunung semeru
Jalur Pendakian Watu Rejeng
Ranu Pane - Watu Rejeng - Ranu Kumbolo
Biasanya bagi pendaki yang baru pertama kali ke gunung Semeru akan sulit
menemukan jalur pendakian, kadang malah hanya berputar disekitar desa
Ranu Pane. Sebaiknya setelah menemukan gapura selamat datang, perhatikan
terus ke kiri ke arah bukit, jangan mengikuti jalanan yang lebar ke
arah kebun penduduk.
Jalur awal yang kita lalui cukup landai, menyusuri lereng bukit yang
didominasi tumbuhan alang-alang.Tidak ada tanda penunjuk arah jalan,
tetapi terdapat tanda ukuran jarak pada setiap 100m, kita ikuti saja
tanda ini. Kadang terdapat pohon tumbang, dan ranting-ranting diatas
kepala, sehingga kita harus sering merundukkan kepala, tas keril yang
tinggi sangat tidak nyaman.
Setelah berjalan sekitar 5 Km menyusuri lereng bukit yang banyak
ditumbuhi Edelweis, kita akan sampai di Watu Rejeng. Kita akan melihat
batu terjal yang sangat indah. Kita saksikan pemandangan yang sangat
indah ke arah lembah dan bukit-bukit yang ditumbuhi hutan cemara dan
pinus. Kadang kala kita dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak
semeru. Dari sini kita bisa menuju pos pendakian di Ranu Kumbolo yang
masih harus kita tempuh dengan jarak sekitar 4,5 Km.
Selain jalur yang biasa dilewati para pendaki melewati Watu Rejeng, juga
ada jalur pintas yang biasa dipakai para pendaki lokal, jalur ini
sangat curam dengan melintasi Gunung Ayek-ayek.
Setibanya di Ranu Kumbolo sebaiknya kita mendirikan tenda karena disini
terdapat danau yang memiliki air bersih, dan juga pemandangan disini
sangat indah. Biasanya pendaki akan betah berada disini, ditambah
pemandangan matahari terbit disela-sela bukit. Banyak terdapat ikan,
kadang burung belibis liar. Ranu Kumbolo berada pada ketinggian 2.400 m
dengan luas 14 ha.
Ranu Kumbolo - Oro Oro Ombo - Cemoro Kandang
Dari Ranu Kumbolo sebaiknya menyiapkan air sebanyak mungkin.
Meninggalkan Ranu Kumbolo kita mendaki bukit terjal, dengan pemandangan
yang sangat indah dibelakang ke arah danau. Di depan bukit kita
terbentang padang rumput yang luas yang dinamakan oro-oro ombo.
Oro-oro ombo dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat
indah, padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus
seperti di Eropa. Dari balik Gn. Kepolo tampak puncak Gn. Semeru
menyemburkan asap wedus gembel. Selanjutnya kita memasuki hutan Cemara
dimana kadang-kadang kita jumpai burung dan kijang. Banyak terdapat
pohon tumbang sehingga kita harus melangkahi atau menaikinya. Daerah ini
dinamakan Cemoro Kandang.
Cemoro Kandang - Pos Kalimati
Dari Cemoro Kandang kita akan menuju Pos Kalimati yang berada pada
ketinggian 2.700 m, disini kita dapat mendirikan tenda untuk
beristirahat dan mempersiapkan fisik. Kemudian meneruskan pendakian pada
pagi-pagi sekali pukul 24.00. Pos ini berupa padang rumput luas di tepi
hutan cemara, sehingga banyak tersedia ranting untuk membuat api
unggun. Terdapat mata air Sumber Mani, ke arah barat (kanan) menelusuri
pinggiran hutan Kalimati dengan menempuh jarak 1 jam pulang pergi.
Di Kalimati banyak terdapat tikus gunung bila kita mendirikan tenda dan
ingin tidur sebaiknya menyimpan makanan dalam satu tempat yang aman.
Pos Kalimati - Arcopodo
Untuk menuju Arcopodo kita berbelok ke kiri (Timur) berjalan sekitar 500
meter, kemudian berbelok ke kanan (Selatan) sedikit menuruni padang
rumput Kalimati. Arcopodo berjarak 1 jam dari Kalimati melewati hutan
cemara yang sangat curam, dengan tanah yang mudah longsor dan berdebu.
Dapat juga kita berkemah di Arcopodo, tetapi kondisi tanahnya kurang
stabil dan sering longsor. Sebaiknya menggunakan kacamata dan penutup
hidung karena banyak abu beterbangan. Arcopodo berada pada ketinggian
2.900m. Arcopodo adalah wilayah vegetasi terakhir di Gunung Semeru,
selebihnya kita akan melewati bukit pasir.
Arcopodo - Puncak Mahameru
Dari Arcopodo menuju puncak Semeru diperlukan waktu 3-4 jam (santai),
melewati bukit pasir yang sangat curam dan mudah merosot. Semua barang
bawaan sebaiknya kita tinggal di Arcopodo atau di Kalimati. Pendakian
menuju puncak dilakukan pagi-pagi sekali sekitar pukul 02.00 pagi dari
Arcopodo. Badan dalam kondisi segar, dan efektif dalam menggunakan air.
Perjalanan pada siang hari medan yang dilalui terasa makin berat selain
terasa panas juga pasir akan gembur bila terkena panas.
Siang hari angin cendurung ke arah utara menuju puncak membawa gas
beracun dari Kawah Jonggring Saloka. Di puncak Gunung Mahameru (Semeru)
pendaki disarankan untuk tidak menuju kawah Jonggring Saloko, juga
dilarang mendaki dari sisi sebelah selatan, karena adanya gas beracun
dan aliran lahar. Suhu dipuncak Mahameru berkisar 4 - 10 derajad
Celcius, pada puncak musim kemarau minus 0 derajat Celcius, dan dijumpai
kristal-kristal es. Cuaca sering berkabut terutama pada siang, sore dan
malam hari.
Jalur Pendakian Ayek-Ayek
Puncak Mahameru bisa juga ditempuh melalui jalur pintas yaitu Jalur
Gunung Ayek Ayek. Jalur ini biasanya dipakai oleh pendaki lokal, kondisi
jalur sangat curam dan cukup berbahaya. Untuk menemukan jalur ini dari
desa Ranu Pane perjalanan bisa dimulai dengan melintasi kebun sayuran
penduduk yang berupa tanaman bawang dan kol (kubis). Melintasi kawasan
kebun sayuran di siang hari terasa panas dan berdebu sehingga akan lebih
baik jika pendaki mengenakan kacamata dan masker penutup hidung.
Jalur agak landai dan sedikit berdebu melintasi kawasan hutan yang
didominasi oleh tanaman penghijauan berupa akasi dan cemara gunung.
Jalur selanjutnya mulai menanjak curam menyusuri salah satu punggungan
gunung Ayek-ayek. Di sepanjang jalur ini kadangkala dapat ditemukan
jejak-jejak kaki dan kotoran binatang. Burung dan aneka satwa seringkali
terlihat berada disekitar jalur ini.
Mendekati puncak gunung Ayek-Ayek pohon cemara tumbuh agak berjauhan
sehingga pendaki dapat melihat ke bawah ke arah desa ranu pane. Desa
Ngadas juga nampak sangat jelas. Pendaki dapat beristirahat di celah
gunung untuk berlindung dari hembusan angin. Di tempat ini pendaki juga
bisa melihat dinding gunung tengger yang mengelilingi gunung Bromo,
kadang kala terlihat kepulan asap yang berasal dari gunung Bromo.
Setelah melintasi celah gunung yang agak licin dan berbatu pendaki harus
menyusuri sisi gunung Ayek-ayek agak melingkar ke arah kanan. Di
samping kiri adalah jurang terbuka yang menghadap ke bukit-bukit yang
ditumbuhi rumput, bila pendakian dilakukan di siang akan terasa sangat
panas. Di kejauhan kita dapat menyaksikan puncak mahameru yang
bersembunyi di balik gunung Kepolo, sekali-kali nampak gunung Semeru
menyemburkan asap wedus gembel. Jalur mulai menurun tetapi perlu tetap
waspada karena rawan longsor.
Tumbuhan yang ada berupa rumput dan cemara yag diselingin Edelweis.
Masih dalam posisi menyusuri tebing terjal sekitar 30 menit kita akan
tiba di tempat yang agak datar, celah yang cukup luas pertemuan dua
gunung. Di sini pendaki dapat beristirahat sejenak melepaskan lelah.
Beberapa tanaman Edelweis tumbuh cukup tinggi sehingga dapat digunakan
untuk berteduh dari sengatan matahari.Setelah puas beristirahat
perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri tebing terjal yang agak
melingkar ke arah kiri.
Tumbuhan yang ada berupa rumput yang agak rapat dan tebal, beberapa
pohon cemara tumbuh agak berjauhan di sepanjang jalur. Di sepanjang
jalur ini pendaki tidak bisa saling mendahului sehingga harus berjalan
satu persatu. Sekitar 30 menit menyusuri tepian tebing terjal akan
tampak di depan kita bukit dan padang rumput yang sangat luas.
Sampailah kita di padang rumput yang sangat luas yang disebut Pangonan
Cilik.Pemandangan di pagi hari dan sore hari di tempat ini sangat indah
luar biasa, kita tidak akan bosan memandangi bukit-bukit yang ditumbuhi
rumput. Padang rumput ini dikelilingin tebing-tebing yang ditumbuhi
pohon cemara dan edelweis. Sekitar 45 menit melintasi padang rumput
selanjutnya berbelok ke arah kiri maka sampailah kita di sebuah danau
yang sangat luas yang disebut danau Ranu Kumbolo.
Angin bertiup kencang, pada bulan Desember - Januari sering ada badai.
Terjadi letusan Wedus Gembel setiap 15-30 menit pada puncak gunung
Semeru yang masih aktif. Pada bulan Nopember 1997 Gn.Semeru meletus
sebanyak 2990 kali. Siang hari arah angin menuju puncak, untuk itu
hindari datang siang hari di puncak, karena gas beracun dan letusan
mengarah ke puncak.
Letusan berupa asap putih, kelabu sampai hitam dengan tinggi letusan
300-800 meter. Materi yang keluar pada setiap letusan berupa abu, pasir,
kerikil, bahkan batu-batu panas menyala yang sangat berbahaya apabila
pendaki terlalu dekat. Pada awal tahun 1994 lahar panas mengaliri lereng
selatan Gn.Semeru dan meminta beberapa korban jiwa, pemandangan sungai
panas yang berkelok- kelok menuju ke laut ini menjadi tontonan yang
sangat menarik.
Pendakian sebaiknya dilakukan pada musim kemarau yaitu bulan Juni,
Juli, Agustus, dan September. Sebaiknya tidak mendaki pada musim hujan
karena sering terjadi badai dan tanah longsor
- See more at:
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html#sthash.dz1aKR9f.dpuf
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun
Gunung semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan puncak
tertingginya Mahameru (3.676 mdpl). Salah satu rute yang sangat diminati
pendaki. Biasanya pendaki akan betah digunung ini karena pemandangannya
yang indah. Terutama disekitar ranu kumbolo.
Desa terakhir yang harus kita lewati untuk menuju puncak Mahameru adalah
desa Ranu Pane. Untuk menuju Ranupane bisa dari kota malang atau
lumajang. Dari terminal kota malang naik angkutan umum menuju desa
Tumpang. Dilanjutkan dengan Jip atau Truk Sayuran yang banyak terdapat
di belakang pasar terminal Tumpang. Di Ranu Pane terdapat Pos
pemeriksaan, warung dan pondok penginapan. Pendaki juga dapat bermalam
di Pos penjagaan. Di Pos Ranu Pani juga terdapat dua buah danau yakni
danau (ranu) pani (1 ha) dan ranu regulo (0,75 ha). Terletak pada
ketinggian 2.200 mdpl.
Ada dua jalur yang bisa ditempuh dari Desa Ranu Pane menuju Mahameru.
Tetapi kedua jalur tersebut akan bertemu di Ranu Kumbolo.
Jalur Pendakian Gunung Semeru via Watu Rejeng.
Jalur Pendakian Gunung Semeru via Gunung Ayek-Ayek.
Peta Dua Jalur Pendakian Gunung semeru
Jalur Pendakian Watu Rejeng
Ranu Pane - Watu Rejeng - Ranu Kumbolo
Biasanya bagi pendaki yang baru pertama kali ke gunung Semeru akan sulit
menemukan jalur pendakian, kadang malah hanya berputar disekitar desa
Ranu Pane. Sebaiknya setelah menemukan gapura selamat datang, perhatikan
terus ke kiri ke arah bukit, jangan mengikuti jalanan yang lebar ke
arah kebun penduduk.
Jalur awal yang kita lalui cukup landai, menyusuri lereng bukit yang
didominasi tumbuhan alang-alang.Tidak ada tanda penunjuk arah jalan,
tetapi terdapat tanda ukuran jarak pada setiap 100m, kita ikuti saja
tanda ini. Kadang terdapat pohon tumbang, dan ranting-ranting diatas
kepala, sehingga kita harus sering merundukkan kepala, tas keril yang
tinggi sangat tidak nyaman.
Setelah berjalan sekitar 5 Km menyusuri lereng bukit yang banyak
ditumbuhi Edelweis, kita akan sampai di Watu Rejeng. Kita akan melihat
batu terjal yang sangat indah. Kita saksikan pemandangan yang sangat
indah ke arah lembah dan bukit-bukit yang ditumbuhi hutan cemara dan
pinus. Kadang kala kita dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak
semeru. Dari sini kita bisa menuju pos pendakian di Ranu Kumbolo yang
masih harus kita tempuh dengan jarak sekitar 4,5 Km.
Selain jalur yang biasa dilewati para pendaki melewati Watu Rejeng, juga
ada jalur pintas yang biasa dipakai para pendaki lokal, jalur ini
sangat curam dengan melintasi Gunung Ayek-ayek.
Setibanya di Ranu Kumbolo sebaiknya kita mendirikan tenda karena disini
terdapat danau yang memiliki air bersih, dan juga pemandangan disini
sangat indah. Biasanya pendaki akan betah berada disini, ditambah
pemandangan matahari terbit disela-sela bukit. Banyak terdapat ikan,
kadang burung belibis liar. Ranu Kumbolo berada pada ketinggian 2.400 m
dengan luas 14 ha.
Ranu Kumbolo - Oro Oro Ombo - Cemoro Kandang
Dari Ranu Kumbolo sebaiknya menyiapkan air sebanyak mungkin.
Meninggalkan Ranu Kumbolo kita mendaki bukit terjal, dengan pemandangan
yang sangat indah dibelakang ke arah danau. Di depan bukit kita
terbentang padang rumput yang luas yang dinamakan oro-oro ombo.
Oro-oro ombo dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat
indah, padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus
seperti di Eropa. Dari balik Gn. Kepolo tampak puncak Gn. Semeru
menyemburkan asap wedus gembel. Selanjutnya kita memasuki hutan Cemara
dimana kadang-kadang kita jumpai burung dan kijang. Banyak terdapat
pohon tumbang sehingga kita harus melangkahi atau menaikinya. Daerah ini
dinamakan Cemoro Kandang.
Cemoro Kandang - Pos Kalimati
Dari Cemoro Kandang kita akan menuju Pos Kalimati yang berada pada
ketinggian 2.700 m, disini kita dapat mendirikan tenda untuk
beristirahat dan mempersiapkan fisik. Kemudian meneruskan pendakian pada
pagi-pagi sekali pukul 24.00. Pos ini berupa padang rumput luas di tepi
hutan cemara, sehingga banyak tersedia ranting untuk membuat api
unggun. Terdapat mata air Sumber Mani, ke arah barat (kanan) menelusuri
pinggiran hutan Kalimati dengan menempuh jarak 1 jam pulang pergi.
Di Kalimati banyak terdapat tikus gunung bila kita mendirikan tenda dan
ingin tidur sebaiknya menyimpan makanan dalam satu tempat yang aman.
Pos Kalimati - Arcopodo
Untuk menuju Arcopodo kita berbelok ke kiri (Timur) berjalan sekitar 500
meter, kemudian berbelok ke kanan (Selatan) sedikit menuruni padang
rumput Kalimati. Arcopodo berjarak 1 jam dari Kalimati melewati hutan
cemara yang sangat curam, dengan tanah yang mudah longsor dan berdebu.
Dapat juga kita berkemah di Arcopodo, tetapi kondisi tanahnya kurang
stabil dan sering longsor. Sebaiknya menggunakan kacamata dan penutup
hidung karena banyak abu beterbangan. Arcopodo berada pada ketinggian
2.900m. Arcopodo adalah wilayah vegetasi terakhir di Gunung Semeru,
selebihnya kita akan melewati bukit pasir.
Arcopodo - Puncak Mahameru
Dari Arcopodo menuju puncak Semeru diperlukan waktu 3-4 jam (santai),
melewati bukit pasir yang sangat curam dan mudah merosot. Semua barang
bawaan sebaiknya kita tinggal di Arcopodo atau di Kalimati. Pendakian
menuju puncak dilakukan pagi-pagi sekali sekitar pukul 02.00 pagi dari
Arcopodo. Badan dalam kondisi segar, dan efektif dalam menggunakan air.
Perjalanan pada siang hari medan yang dilalui terasa makin berat selain
terasa panas juga pasir akan gembur bila terkena panas.
Siang hari angin cendurung ke arah utara menuju puncak membawa gas
beracun dari Kawah Jonggring Saloka. Di puncak Gunung Mahameru (Semeru)
pendaki disarankan untuk tidak menuju kawah Jonggring Saloko, juga
dilarang mendaki dari sisi sebelah selatan, karena adanya gas beracun
dan aliran lahar. Suhu dipuncak Mahameru berkisar 4 - 10 derajad
Celcius, pada puncak musim kemarau minus 0 derajat Celcius, dan dijumpai
kristal-kristal es. Cuaca sering berkabut terutama pada siang, sore dan
malam hari.
Jalur Pendakian Ayek-Ayek
Puncak Mahameru bisa juga ditempuh melalui jalur pintas yaitu Jalur
Gunung Ayek Ayek. Jalur ini biasanya dipakai oleh pendaki lokal, kondisi
jalur sangat curam dan cukup berbahaya. Untuk menemukan jalur ini dari
desa Ranu Pane perjalanan bisa dimulai dengan melintasi kebun sayuran
penduduk yang berupa tanaman bawang dan kol (kubis). Melintasi kawasan
kebun sayuran di siang hari terasa panas dan berdebu sehingga akan lebih
baik jika pendaki mengenakan kacamata dan masker penutup hidung.
Jalur agak landai dan sedikit berdebu melintasi kawasan hutan yang
didominasi oleh tanaman penghijauan berupa akasi dan cemara gunung.
Jalur selanjutnya mulai menanjak curam menyusuri salah satu punggungan
gunung Ayek-ayek. Di sepanjang jalur ini kadangkala dapat ditemukan
jejak-jejak kaki dan kotoran binatang. Burung dan aneka satwa seringkali
terlihat berada disekitar jalur ini.
Mendekati puncak gunung Ayek-Ayek pohon cemara tumbuh agak berjauhan
sehingga pendaki dapat melihat ke bawah ke arah desa ranu pane. Desa
Ngadas juga nampak sangat jelas. Pendaki dapat beristirahat di celah
gunung untuk berlindung dari hembusan angin. Di tempat ini pendaki juga
bisa melihat dinding gunung tengger yang mengelilingi gunung Bromo,
kadang kala terlihat kepulan asap yang berasal dari gunung Bromo.
Setelah melintasi celah gunung yang agak licin dan berbatu pendaki harus
menyusuri sisi gunung Ayek-ayek agak melingkar ke arah kanan. Di
samping kiri adalah jurang terbuka yang menghadap ke bukit-bukit yang
ditumbuhi rumput, bila pendakian dilakukan di siang akan terasa sangat
panas. Di kejauhan kita dapat menyaksikan puncak mahameru yang
bersembunyi di balik gunung Kepolo, sekali-kali nampak gunung Semeru
menyemburkan asap wedus gembel. Jalur mulai menurun tetapi perlu tetap
waspada karena rawan longsor.
Tumbuhan yang ada berupa rumput dan cemara yag diselingin Edelweis.
Masih dalam posisi menyusuri tebing terjal sekitar 30 menit kita akan
tiba di tempat yang agak datar, celah yang cukup luas pertemuan dua
gunung. Di sini pendaki dapat beristirahat sejenak melepaskan lelah.
Beberapa tanaman Edelweis tumbuh cukup tinggi sehingga dapat digunakan
untuk berteduh dari sengatan matahari.Setelah puas beristirahat
perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri tebing terjal yang agak
melingkar ke arah kiri.
Tumbuhan yang ada berupa rumput yang agak rapat dan tebal, beberapa
pohon cemara tumbuh agak berjauhan di sepanjang jalur. Di sepanjang
jalur ini pendaki tidak bisa saling mendahului sehingga harus berjalan
satu persatu. Sekitar 30 menit menyusuri tepian tebing terjal akan
tampak di depan kita bukit dan padang rumput yang sangat luas.
Sampailah kita di padang rumput yang sangat luas yang disebut Pangonan
Cilik.Pemandangan di pagi hari dan sore hari di tempat ini sangat indah
luar biasa, kita tidak akan bosan memandangi bukit-bukit yang ditumbuhi
rumput. Padang rumput ini dikelilingin tebing-tebing yang ditumbuhi
pohon cemara dan edelweis. Sekitar 45 menit melintasi padang rumput
selanjutnya berbelok ke arah kiri maka sampailah kita di sebuah danau
yang sangat luas yang disebut danau Ranu Kumbolo.
Angin bertiup kencang, pada bulan Desember - Januari sering ada badai.
Terjadi letusan Wedus Gembel setiap 15-30 menit pada puncak gunung
Semeru yang masih aktif. Pada bulan Nopember 1997 Gn.Semeru meletus
sebanyak 2990 kali. Siang hari arah angin menuju puncak, untuk itu
hindari datang siang hari di puncak, karena gas beracun dan letusan
mengarah ke puncak.
Letusan berupa asap putih, kelabu sampai hitam dengan tinggi letusan
300-800 meter. Materi yang keluar pada setiap letusan berupa abu, pasir,
kerikil, bahkan batu-batu panas menyala yang sangat berbahaya apabila
pendaki terlalu dekat. Pada awal tahun 1994 lahar panas mengaliri lereng
selatan Gn.Semeru dan meminta beberapa korban jiwa, pemandangan sungai
panas yang berkelok- kelok menuju ke laut ini menjadi tontonan yang
sangat menarik.
Pendakian sebaiknya dilakukan pada musim kemarau yaitu bulan Juni,
Juli, Agustus, dan September. Sebaiknya tidak mendaki pada musim hujan
karena sering terjadi badai dan tanah longsor
- See more at:
http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html#sthash.dz1aKR9f.dpuf
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-semeru.html
Muhammad Chamdun